Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tok! BI Tahan Suku Bunga Acuan 6% di Awal 2024

Bank Indonesia (BI) kembali menahan suku bunga acuan atau BI Rate di level 6% pada awal 2024.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dalam Konferensi Pers Hasil RDG pada Rabu (17/1/2024)./ Dok tangkapan Youtube Bank Indonesia
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dalam Konferensi Pers Hasil RDG pada Rabu (17/1/2024)./ Dok tangkapan Youtube Bank Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan atau BI rate di level 6% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode 16-17 Januari 2024. 

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengungkap alasan Dewan Gubernur BI mempertahankan suku bunga acuan atau BI rate di level 6 persen pada awal tahun 2024. 

”Rapat Dewan Gubernur [RDG] Bank Indonesia pada 16 dan 17 Januari 2024 memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate sebesar 6%,” ujarnya dalam konferensi pers RDG BI, Rabu (17/1/2024).

Dengan demikian, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75%.

Perry mengatakan keputusan mempertahankan BI-Rate pada level 6% tetap konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability yaitu untuk penguatan stabilisasi nilai tukar rupiah serta langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam kisaran 2,5±1% pada 2024 dan 2025. 

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dan jajaran Deputi Gubernur BI dalam Konferensi Pers RDG BI di Jakarta, Kamis (21/12/2023). JIBI/Maria Elena
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dan jajaran Deputi Gubernur BI dalam Konferensi Pers RDG BI di Jakarta, Kamis (21/12/2023). JIBI/Maria Elena

Berdasarkan data konsensus yang dihimpun Bloomberg, sebanyak 28 ekonom memperkirakan suku bunga acuan atau BI Rate akan dipertahankan pada tingkat 6%.

Sebagaimana diketahui, BI sepanjang 2023 telah menaikkkan suku bunga acuan sebanyak dua kali, pada Januari dan Oktober 2023, masing-masing sebesar 25 basis poin (bps).

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menyampaikan bahwa dari sisi global, ketidakpastian masih tetap tinggi. Tekanan inflasi di negara maju terutama Amerika Serikat (AS) yang berlanjut menimbulkan ketidakpastian terkait dengan arah suku bunga kebijakan global ke depan.

Tercatat, inflasi AS pada Desember 2023 mencapai 3,4% secara tahunan,naik dari 3,1% pada November 2023. Penurunan harga energi global, kata Josua, tertahan akibat eskalasi konflik di Timur Tengah, terutama terkait gangguan di Laut Merah.

“Kami mengantisipasi bahwa inflasi AS belum akan turun dengan cepat menuju target 2%, sehingga kami masih melihat kemungkinan the Fed memangkas suku bunga acuan pada paruh kedua tahun 2024,” katanya kepada Bisnis, Selasa (16/1/2024).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper