Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Luhut Ditunjuk Jadi Ketua Tim Percepatan Pembangunan Pembangkit Listrik Nuklir

Menko Marinves Luhut Binsar Pandjaitan ditunjuk menjadi Ketua Tim Percepatan Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).
Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan usai menghadiri acara Indonesia Net-Zero Summit 2023 yang digelar FPCI di Djakarta Theater, Sabtu (24/6/2023). JIBI/Ni Luh Anggela.
Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan usai menghadiri acara Indonesia Net-Zero Summit 2023 yang digelar FPCI di Djakarta Theater, Sabtu (24/6/2023). JIBI/Ni Luh Anggela.

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marinves) Luhut Binsar Pandjaitan ditunjuk menjadi Ketua Tim Percepatan Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) atau Nuclear Energy Program Implementation Organization (NEPIO). 

Struktur organisasi badan nuklir itu telah disampaikan oleh Dewan Energi Nasional (DEN) kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi sebagai tindak lanjut dari Kepmen ESDM 250.K/HK.02/MEM/2021 tentang Tim Persiapan Pembentukan NEPIO sebagai upaya pemenuhan syarat International Atomic Energy Agency (IAEA) dalam pembangunan PLTN. 

“Dalam sidang paripurna yang dipimpin Pak Presiden akan kita paparkan juga sekaligus minta arahan, ketuanya Menko Marinves Luhut dan ketua hariannya Menteri ESDM Arifin Tasrif,” kata Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (Sekjen DEN) ESDM Djoko Siswanto saat konferensi pers di Jakarta, Rabu (17/1/2024). 

Selanjutnya, anggota NEPIO bakal berisikan ketua dewan pengarah BRIN, menteri atau kepala lembaga terkait, anggota DEN dan ketua majelis pertimbangan tenaga nuklir. 

Sementara itu, struktur NEPIO juga mengakomodasi wakil ketua harian tim atau kapokja yang membawahi Pokja 1 urusan strategi, perencanaan dan kewilayahan. Selanjutnya, Pokja 2 membidangi perizinan, pembangunan, dan pengoperasian dan Pokja 3 mengurusi hubungan kelembagaan dan masyarakat. 

“Nuklir ini penting mendapat respons dari masyarakat,” kata Djoko. 

Seperti diberitakan sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah mempertimbangkan untuk mempercepat operasi komersial PLTN skala kecil dalam peta jalan transisi energi mendatang. 

Sekretaris Jendral Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan, pertimbangan itu diambil untuk mempercepat bauran energi bersih dalam sistem kelistrikan nasional. Kendati demikian, kata Dadan, pemerintah masih berpikir untuk tetap mematok tenggat operasi PLTN skala besar dengan kapasitas minimal 1 gigawatt (GW) pada 2039.  

“Dari hasil simulasi, memang tahun 2039 untuk PLTN skala besar. Kami sedang mempertimbangkan untuk percepatan implementasi PLTN untuk pembangkit yang kapasitasnya lebih kecil [SMR]," ujar Dadan, Selasa (28/3/2023). 

Berdasarkan peta jalan transisi energi Kementerian ESDM, adopsi PLTN masuk ke dalam jaringan kelistrikan nasional baru dimulai pada 2039 mendatang. Saat itu, secara bertahap kapasitas terpasang diharapkan sudah mencapai 1 GW hingga 2 GW. 

Di sisi lain, dia mengatakan, minat investasi dari sejumlah negara belakangan sudah makin kelihatan untuk berinvestasi di sektor PLTN Indonesia. Hanya saja, kata dia, belum ada investor langsung yang menunjukkan komitmennya saat ini. 

“Investor secara langsung belum ada, tapi beberapa negara, seperti Korea Selatan, Amerika Serikat, Rusia sudah menyampaikan minatnya untuk bekerja sama pengembangan PLTN,” kata dia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper