Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memproyeksikan keseimbangan baru atau rata-rata produksi batu bara domestik selama rentang 2024 sampai dengan 2035 berada di kisaran 700 juta ton.
Setelahnya, produksi batu bara diharapkan turun secara bertahap ke level 250 juta ton pada 2060.
“Kira-kira rata-rata bisa 700 juta ton per tahun, baru peta jalan kita terhadap NZE [net zero emission], kita akan bertahap akan mengalami penurunan tingkat produksi,” kata Direktur Pembinaan Pengusahaan Batubara Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Lana Saria saat konferensi pers di Jakarta, Selasa (16/1/2024).
Lana menuturkan, permintaan batu bara dari pasar domestik dan internasional belakangan tetap menguat di tengah kampanye transisi energi saat ini.
Kementerian ESDM mencatatkan produksi batu bara sepanjang 2023 mencapai 775 juta ton atau 112% dari target yang ditetapkan saat itu di level 695 juta ton. Adapun, pasar ekspor mengambil bagian sekitar 518 juta ton sepanjang tahun lalu.
Sementara itu, produksi batu bara nasional 2 tahun sebelumnya, yakni 2021 dan 2022 masing-masing berada di angka 614 juta ton dan 687 juta ton. Saat itu, porsi pasar ekspor mengambil bagian sekitar 435 juta ton dan 465 juta ton berurutan.
Baca Juga
Di sisi lain, Kementerian ESDM menargetkan produksi batu bara tahun ini di kisaran 710 juta ton, dengan alokasi wajib pasok domestik atau domestic market obligation (DMO) sebesar 181,28 juta ton.
“Peningkatan produksi ini karena meningkatnya permintaan batu bara di dalam negeri dan luar negeri yang berpengaruh pada melonjaknya realisasi produksi dan penjualan oleh badan usaha,” kata Lana.
Berdasarkan catatan Kementerian ESDM, rata-rata harga jual batu bara selama periode 2021 sampai dengan akhir Desember 2023 tetap kuat kendati belakangan mulai terjadi penurunan minor.
Rata-rata harga batu bara acuan (HBA) sepanjang 2021 berada di level US$121,47 per ton. Sementara itu, rata-rata HBA pada 2022 dan 2023 berada masing-masing di angka US$276,58 per ton dan US$201,49 per ton.
“Harga jual batu bara cukup tinggi, walau tren harga menurun masih menguntungkan,” tutur Lana.
Sementara itu, emiten BUMN tambang anggota MIND ID, PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) menyampaikan telah memproduksi batu bara sebesar 41,9 juta ton sepanjang tahun 2023.
Corporate Secretary PTBA Niko Chandra mengatakan, total produksi batu bara PTBA pada Januari-Desember 2023 mencapai 41,9 juta ton, tumbuh 13% dibanding tahun 2022 yang sebesar 37,1 juta ton.
Capaian produksi ini melampaui target sebesar 41 juta ton yang ditetapkan pada awal tahun 2023. Kenaikan produksi ini seiring dengan peningkatan volume penjualan batu bara PTBA menjadi 37,0 juta ton. PTBA mencatat penjualan ekspor sebesar 15,6 juta ton atau naik 25% dibanding tahun 2022.
Sementara itu, penjualan domestik tercatat sebesar 21,4 juta ton atau tumbuh 12% secara tahunan (year on year).
"Kami akan memaksimalkan potensi pasar di dalam negeri serta peluang ekspor ke sejumlah negara yang memiliki prospek pertumbuhan bagus, baik pasar existing maupun pasar-pasar baru," kata Corporate Secretary PTBA Niko Chandra dalam keterangan resminya, Selasa (16/1/2024).