Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BUMN Rusia Minta Tambahan Waktu Hengkang dari Blok Tuna

Zarubezhneft meminta waktu tambahan terkait dengan kepastian divestasi 50% hak partisipasi mereka di Blok Tuna.
/Ilustrasi
/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA — Zarubezhneft meminta waktu tambahan terkait dengan kepastian divestasi 50% hak partisipasi mereka di Blok Tuna, lepas pantai Natuna Timur.

Badan usaha pelat merah Rusia itu beralasan minat calon investor terhadap hak partisipasi mereka di Blok Tuna itu belakangan cukup banyak.

Deputi Eksplorasi, Pengembangan dan Manajemen Wilayah SKK Migas Benny Lubiantara menuturkan lembagannya masih menunggu kepastian negosiasi business to business pengalihan hak partisipasi Zarubezhneft tersebut hingga saat ini.

“Karena masih ada beberapa pembeli potensial yang minta ngelihat data room lagi, jadi mereka minta [waktu] mundur dulu,” kata Benny saat konferensi pers di Jakarta, Jumat (12/1/2024).

Benny menargetkan kepastian divestasi hak partisipasi Zarubezhneft bisa diputuskan pada kuartal pertama tahun ini. Dengan demikian, rencana pengembangan Blok Tuna bisa dipercepat nantinya.

“Mudah-mudahan di kuartal pertama ini selesai, rupanya yang berminat cukup banyak,” kata Benny.

Seperti diketahui operator Blok Tuna, Harbour Energy memproyeksikan keputusan akhir investasi atau final investment decision (FID) untuk pengembangan Blok Tuna kemungkinan ditetapkan pada 2025.

Tenggat yang cukup jauh dari persetujuan rencana pengembangan atau plan of development (PoD) pertama lapangan yang sudah diberikan sejak 23 Desember 2022 itu disebabkan karena dampak sanksi Uni Eropa dan UK kepada mitra Rusia mereka, Zarubezhneft.

Blok kaya gas yang terletak di lepas pantai Natuna Timur itu dioperatori perusahaan migas asal Inggris Premier Oil Tuna BV (Harbour Energy Group) dengan hak partisipasi 50 persen. Zarubezhneft lewat anak usahanya, ZN Asia Ltd. ikut memegang 50 persen hak partisipasi Blok Tuna.

Kendati demikian, Chief Executive Officer Harbour Energy, Linda Z Cook mengatakan portofolio migas di Indonesia, termasuk Blok Tuna, menjadi prioritas investasi perusahaan di luar negeri.

Harbour Energy bersama mitra lainnya tengah melakukan pengeboran 4 sumur eksplorasi lanjutan di Laut Andaman. Komitmen itu menunjukan pentingnya aset migas di Indonesia bagi Harbour Energy.

“Kita melihat kemajuan dari kesempatan investasi strategis di luar UK seperti di Indonesia,” kata Chief Executive Officer Harbour Energy, Linda Z Cook lewat keterbukaan informasi dikutip Minggu (27/8/2023).

Adapun, Blok Tuna diperkirakan memiliki potensi gas di kisaran 100 hingga 150 million standard cubic feet per day (MMscfd).  Investasi pengembangan lapangan hingga tahap operasional ditaksir mencapai US$3,07 miliar atau setara dengan Rp45,4 triliun.

Perkiraan biaya investasi untuk pengembangan Lapangan Tuna terdiri atas investasi (di luar sunk cost) sebesar US$1,05 miliar, investasi terkait biaya operasi sampai dengan economic limit sebesar US$2,02 miliar, dan biaya abandonment and site restoration (ASR) sebesar US$147,59 juta.

Untuk mendorong keekonomian, pemerintah memberikan beberapa insentif dengan asumsi masa produksi sampai 2035 atau 11 tahun mendatang.

Pemerintah mengambil bagian gross revenue sebesar US$1,24 miliar atau setara dengan Rp18,4 triliun. Adapun, kontraktor gross revenue sebesar US$773 juta atau setara dengan Rp11,4 triliun dengan biaya cost recovery mencapai US$3,315 miliar.

Rencananya hasil produksi gas dari Lapangan Tuna bakal diekspor ke Vietnam pada 2026.

Menteri ESDM, Arifin Tasrif, belum memerinci berapa besaran volume gas yang akan diekspor. Namun, dia mengungkapkan bahwa potensi gas yang dihasilkan di Blok Tuna berkisar 100-150 MMscfd.

“Potensinya di sana 100-150 MMscfd. Kami sih targetnya 2026 sudah bisa ekspor,” tutur Arifin saat berbincang dengan media di Kementerian ESDM, Jumat (23/12/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper