Bisnis.com, JAKARTA- Proyek pembangunan Ibu Kota Nusantara atau IKN memicu perdebatan atau meminjam istilah Cak Imin sebagai “slepet” pada Debat Kedua Cawapres yang digelar pada Jumat (22/12/2023) malam tadi.
Sebagai kontestan Pilpres 2024, Gibran Rakabuming Raka yang juga anak Presiden Joko Widodo (Jokowi) membanggakan proyek IKN. Salah satu yang disorot IKN adalah proyek strategis yang menelan banyak pendanaan, tetapi disokong banyak investasi swasta baik nasional maupun asing.
Secara perencanaan, proyek IKN memang bakal menyerap pendanaan dari tiga sumber, yakni Anggaran Pendapatan & Belanja Negara (APBN), investasi sektor swasta dalam dan luar negeri, serta kerja sama BUMN maupun BUMD.
Mengacu UU No.21/2023 tentang Perubahan UU No. 3/2022 tentang Ibu Kota Negara, disebutkan bahwa IKN bisa mendapatkan pendanaan berupa pemberian penyertaan modal negara (PMN) yang diberikan melalui Badan Usaha Otorita IKN (OIKN).
Lebih jauh, beleid itu mengatur dana transfer daerah yang bisa dikucurkan untuk pembangunan, pemindahan, serta penyelenggaraan Pemda Khusus IKN bersumber dari APBN.
Tidak hanya itu, konstitusi tersebut juga menjadi payung bagi OIKN menarik utang luar negeri guna menutup kebutuhan pembangunan. Pemerintah Pusat berkewajiban memberikan jaminan atas pembiayaan utang tersebut.
Baca Juga
Dalam Debat Cawapres semalam, pernyataan Gibran terkait IKN semula ditanggapi Cawapres nomor urut 3 Mahfud MD. Menkopolhukam itu mempertanyakan keberadaan investor yang telah merealisasikan komitmen dalam proyek IKN.
Gibran menjawab Mahfud. Dia menyebut dua konglomerasi yang telah berinvestasi di IKN yakni Mayapada Group dan Agung Sedayu Group.
Namun, kembali Mahfud memanfaatkan kesempatan. Menurutnya, para investor tersebut baru menyatakan komitmen, belum ada yang merealisasikan investasi.
Sebaliknya, saling serang yang lebih seru terkait IKN, mempertemukan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin selaku Cawapres nomor urut 1. Cak Imin yang berpasangan dengan Capres Anies Baswedan, secara gambling menolak rencana pembangunan IKN, hal itu tampak dari visi dan misi keduanya yang tidak menyertakan proyek strategis tersebut.
Dalam Debat Cawapres itu, Cak Imin lebih dulu diserang terkait dirinya yang pernah ikut melakukan peletakan batu pertama pembangunan IKN. “Saya ingat sekali Gus Muhaimin sempat ikut meresmikan dan potong tumpeng di IKN,” sergah Gibran.
Tidak hanya itu, Gibran sebelumnya mengomentari gagasan Cak Imin untuk membangun 40 kota baru selevel Jakarta. “Gus Muhaimin ini aneh mau bangun kota selevel Jakarta, tapi tidak setuju IKN,” celetuk Cawapres yang berpasangan dengan Capres Prabowo Subianto tersebut.
Sebaliknya, Cak Imin tidak tinggal diam. Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu menyinggung besarnya anggaran pembangunan IKN. Dia mengatakan pendanaan pembangunan IKN yang mencapai Rp500 triliun, lebih baik digunakan untuk kebutuhan lebih prioritas.
Menurutnya, pemerintah mesti membuat skala prioritas dengan menyalurkan anggaran sebesar itu untuk pembangunan 40 kota potensial. “Dengan beberapa anggaran menumbukembangkan [Kota] Pontianak, satu tahun dengan Rp1 triliun, coba satu kota Rp3-5 triliun APBN kita cukup,” ucap Muhaimin.