Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebut pemerintah berhasil menemukan sumber litium di Indonesia. Litium merupakan salah satu bahan baku pembuatan baterai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV).
Luhut menuturkan, temuan sumber ini belum lama ditemukan oleh pemerintah Indonesia. Dia juga menyebut kapasitas dari sumber litium tersebut berukuran cukup besar. Meski demikian, dirinya tidak memperinci lokasi dan total kapasitas dari sumber itu.
“Saya baru dapat laporan kemarin, ada sumber litium yang besar sekali di Indonesia,” ujar Luhut dalam konferensi pers secara daring, Jumat (22/12/2023).
Dia menuturkan, dengan penemuan tersebut Indonesia kini telah memiliki semua bahan baku mineral yang dibutuhkan untuk membuat baterai kendaraan listrik. Luhut mengatakan, sebelumnya pengembangan sektor EV di Indonesia terkendala akibat ketersediaan litium yang cenderung minim.
Dengan kendala tersebut, Indonesia pun harus bekerja sama dengan negara produsen litium seperti Australia.
Adapun, temuan sumber litium tersebut juga nantinya akan menjadi pekerjaan rumah bagi presiden terpilih pasca selesainya pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Namun, Luhut mengatakan, pekerjaan tersebut dapat diselesaikan jika masyarakat dan pemerintah menjaga kekompakan dan mencari jalan keluar yang optimal.
Baca Juga
“Kalau dikerjakan bersama-sama kan insyaallah bisa selesai juga. Mungkin memang tidak sempurna, tetapi bisa terus kita kerjakan dan memberdayakan semua masyarakat,” ujar Luhut.
Sebelumnya, Indonesia dan China memperat kerja sama antara kedua negara pada sejumlah bidang industri, mulai dari baterai litium, semikonduktor, hingga farmasi. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, posisi China sebagai mitra dagang terbesar sekaligus investor terbesar kedua di Indonesia kian menguat.
“Menghadapi tantangan besar ke depan, saya yakin bahwa kolaborasi adalah kunci, dan saya berharap dapat meningkatkan serta mempererat hubungan antara kedua negara, khususnya dalam kerja sama sektor manufaktur,” ujar Agus.
Salah satunya ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU)/Nota Kesepahaman tentang Kerja Sama Sektor Industri (Industrial Cooperation) antara Kementerian Perindustrian dan Ministry of Industry and Information Technology (MIIT) Republik Rakyat Tiongkok (RRT).
Adapun, ruang lingkup yang akan dikomitmenkan dalam MoU ini, antara lain automobile, lithium battery, semiconductor, bio-prospective, pharmacy, dan industrial technology development.