Bisnis.com, JAKARTA - Menteri keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen menuturkan bahwa dia berencana untuk kembali mengunjungi China kembali pada tahun depan untuk berfokus pada masalah-masalah sulit yang menjadi perhatian bersama.
Hal tersebut Yellen ungkapkan dalam pidatonya dihadapan Dewan Bisnis AS-China di Washington pada Kamis malam waktu setempat (14/12/2023) dan kunjungannya juga dilakukan untuk memperdalam kerja sama dan meningkatkan komunikasi antara kedua negara.
“Sebagian besar agenda akan fokus pada pembahasan bidang-bidang sulit yang menjadi perhatian dengan mitra saya,” jelas Yellen mengenai rencana kunjungannya ke China dikutip dari Bloomberg, Senin (18/12/2023).
Yellen menuturkan bahwa AS akan terus menerapkan kontrol ekspor dan pembatasan investasi, yang telah membuat hubungannya dengan China menegang.
Namun, mantan Ketua The Fed tersebut juga menekankan pentingnya menjaga hubungan yang dapat mencegah potensi krisis dan konflik, mulai dari krisis diplomatik hingga keuangan, meskipun keduanya tidak menyelesaikan semua perselisihan kedua negara atau menghindari guncangan.
“Tetapi kami bertujuan untuk membuat komunikasi kami tangguh sehingga ketika kami berbeda pendapat, ketika terjadi guncangan, kami mencegah kesalahpahaman yang mengarah pada eskalasi dan menimbulkan kerugian,” ujar Yellen.
Baca Juga
Sebelumnya, Yellen telah mengunjungi China pada Juli 2023 dan mengadakan pembicaraan ekstensif dengan Wakil Perdana Menteri He Lifeng bulan lalu di San Francisco, sebelum ikut serta dalam pertemuan antara Presiden Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping.
Dalam perjalanannya, Yellen menerapkan strategi kompartementalisasi, menghadapi China di bidang-bidang tertentu sekaligus mengupayakan bidang-bidang kolaborasi.
Yellen juga menekankan pentingnya memanfaatkan pertukarannya dengan China untuk mengumpulkan informasi mengenai ekonomi terbesar kedua di dunia.
“Memahami rencana China, terutama bagaimana China ingin menanggapi tantangan utang pemerintah daerah dan pasar real estat, atau bagaimana China bereaksi jika pelemahan tak terduga dalam perekonomiannya muncul, sangatlah penting bagi kita yang bertanggung jawab atas pembuatan kebijakan di Amerika Serikat,” ucapnya.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Yellen mengatakan dia juga bertujuan untuk meningkatkan pertukaran antara regulator keuangan di AS dan China, seperti kedua negara tersebut memfasilitasi diskusi tentang bagaimana masing-masing pihak dapat menangani kegagalan sebuah bank global yang penting secara sistemik.
Di lain sisi, Duta besar masing-masing negara membacakan surat dari presiden mereka, yang berisi ucapan terima kasih kepada dewan atas upayanya mendukung hubungan antar negara selama bertahun-tahun dan menyatakan optimisme atas hubungan AS-China.