Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah menggencarkan penerapan green and smart port untuk skema pelabuhan berkelanjutan.
Menteri Perhubungan Budi Karya mengatakan Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki potensi untuk menjadi Poros Maritim Dunia.
"Diperlukan upaya untuk meningkatkan konektivitas antarpulau," katanya dalam siaran pers, dikutip Kamis (14/12/2023).
Direktur Komersial PT Sucofindo Darwin Abas mengatakan untuk mewujudkan konektivitas antar pulau, pelabuhan memegang peranan penting mendukung konektivitas dan peningkatan daya saing perekonomian Indonesia.
“Penting untuk pelabuhan di Indonesia menerapkan konsep pelabuhan yang berkelanjutan karena mampu mengatasi permasalahan lingkungan, energi, sosial ekonomi dan perubahan iklim,” kata Darwin Abas.
Realisasi tersebut terwujud melalui perhelatan Green and Smart Port Award yang pada Hari Nusantara 2023. Adapun, Sucofindo dengan PT Biro Klasifikasi (Persero) atau IDSurvey melakukan penilaian skema green and smart port.
Baca Juga
Kepala Strategic Business Unit Industri Sucofindo Herdi Purwanto mengatakan kriteria penilaian Green Port juga disusun merujuk pada Green Port Award System (GPAS), serta disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan terkait yang ada di Indonesia dan internasional.
Selain itu, untuk mendukung dan memperkuat daya saing perusahaan dalam mengatasi isu lingkungan, Sucofindo juga memiliki layanan validasi dan verifikasi yang telah terakreditasi oleh KAN, untuk skema Gas Rumah Kaca (GRK) dan Nilai Ekonomi Karbon (NEK).
Selain layanan LVV, Sucofindo memiliki layanan untuk mendukung green industry lainnya, seperti layanan ESG Consultation dalam hal ini membantu pelaku usaha menyiapkan roadmap ESG dan proses implementasi, dan pelaporan ESG.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
.jpg?w=300&h=221)
