Bisnis.com, JAKARTA – Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS atau Treasury turun dengan laju terbesar dalam satu hari pada Rabu karena pelaku pasar menanggapi sinyal bahwa Federal Reserve akan mulai memangkas suku bunga dengan lebih agresif pada tahun 2024.
Melansir Bloomberg, Kamis (14/12/2023), imbal hasil Treasury AS di seluruh tenor melemah, dipimpin oleh tenor pendek yang paling sensitif terhadap perubahan kebijakan moneter.
Obligasi AS tenor dua tahun turun 31 basis poin menjadi 4,42%, sementara obligasi dengan tenor lima tahun turun di bawah 4%, menjadi surat utang negara pertama yang membayar suku bunga serendah itu sejak Agustus.
Imbal hasil dengan tenor lebih panjang turun sedikitnya 14 basis poin.
Pada akhir pertemuan kebijakan, Federal Open Market Committee (FOMC) memutuskan dengan suara bulat untuk mempertahankan suku bunga acuan federal fund rate (FFR) di kisaran 5,25% - 5,5%, tertinggi sejak 2001.
Para pembuat kebijakan tidak memperkirakan kenaikan suku bunga lebih lanjut dalam proyeksi mereka untuk pertama kalinya sejak Maret 2021, berdasarkan estimasi median.
Baca Juga
Ketua Dewan Gubernur The Fed Jerome Powell mengatakan para pejabat siap untuk menaikkan suku bunga lagi jika tekanan harga kembali. Namun, dia mengindikasikan the Fed sekarang mengalihkan fokus ke kapan waktu yang tepat untuk memangkas suku bunga karena inflasi terus turun menuju target 2%.
Dalam proyeksi kuartalan The Fed, proyeksi median suku bunga untuk akhir tahun 2024 turun menjadi 4,625% dari 5,125% pada bulan September.
Suku bunga swap The Fed yang mengantisipasi perubahan kebijakan diubah harganya ke tingkat yang konsisten dengan pelonggaran lebih dari 140 basis poin, naik dari sekitar 113 basis poin sebelum pertemuan.
Manajer portofolio BlackRock Inc Jeffrey Rosenberg mengatakan keputusan The Fed dan proyeksi tahun depan adalah lampu hijau bagi para investor.
”The Fed sangat senang dengan apa yang telah mereka lihat dan Anda tidak dapat benar-benar melawan hal ini sampai ada semacam data fundamental dari sisi ekonomi yang mendorong kembali,” ungkap Rosenberg kepada Bloomberg.
Pasar obligasi yang telah tertekan selama tiga tahun terakhir oleh lonjakan inflasi konsumen dan kenaikan suku bunga The Fed sekarang memperkirakan pembalikan arah yang akan meningkatkan nilai utang yang dijual ketika imbal hasil lebih tinggi.
Hal ini dimungkinkan karena inflasi mereda lebih cepat daripada yang diperkirakan banyak investor, bahkan ketika ekonomi terus menunjukkan ketahanan.
Imbal hasil memperpanjang penurunannya selama konferensi pers Ketua Dewan Gubernur The Fed Jerome Powell di mana ia membahas pertimbangannya. Sementara itu, indeks dolar AS Bloomberg turun sebanyak 0,8%, penurunan harian terbesar dalam hampir satu bulan.
Ekspektasi untuk penurunan suku bunga Fed pada tahun 2024 telah meningkat, dan melonjak pada 1 Desember setelah laporan manufaktur ISM untuk bulan November lebih lemah dari yang diharapkan.
Pengumuman pada hari Rabu mengikuti rilis data indeks harga produsen untuk November yang menunjukkan inflasi lebih rendah dari yang diharapkan, yang menyebabkan para pedagang memperkirakan pelonggaran yang lebih besar pada tahun 2024.