Bisnis.com, JAKARTA – Bandara Juanda di Surabaya ditetapkan sebagai pilot project implementasi Program Penataan Ekosistem Logistik Nasional atau National Logistics Ecosystem (NLE) yang tengah digencarkan pemerintah.
Direktur Komersial dan Pelayanan PT Angkasa Pura I (Persero) atau AP I Dendi T. Danianto memaparkan, penetapan ini menjadikan Bandara Juanda sebagai bandara pertama di Indonesia yang menerapkan Program NLE. Adapun AP I merupakan operator atau pengelola Bandara Juanda.
Dendi mengatakan, melalui penetapan ini, Bandara Juanda mulai menerapkan pilar keempat dari NLE, yakni penataan tata ruang kepelabuhan dan jalur distribusi barang. Implementasi dari pilar keempat ini adalah melalui penerapan Tempat Pemeriksaan Fisik Terpadu (TPFT) sebagai lokasi joint inspection pemeriksaan Bea Cukai dan Karantina, serta stakeholders terkait.
Dendi menambahkan, fasilitas TPFT di Bandara Juanda saat ini telah selesai 100% secara fisik, serta telah mempersiapkan prosedur baru terkait pergerakan barang yang telah disepakati oleh para stakeholders.
Selain itu, AP I juga telah menyampaikan perubahan lay-out Daerah Keamanan Terbatas (DKT) kepada Direktorat Keamanan Penerbangan (Dirkampen).
Melalui implementasi TPFT tersebut, proses bisnis pelayanan logistik di Bandara Juanda Surabaya menjadi lebih efisien, yakni melalui pengurangan proses bisnis dari 8 proses menjadi 6 proses, pengurangan titik bongkar muat dari 3 titik menjadi 1 titik.
Baca Juga
Selanjutnya, proses pembongkaran logistik juga berkurang dari 2 menjadi 1 proses, serta pengurangan dokumen fisik dari 4 dokumen menjadi 2 dokumen.
"Implementasi ini diharapkan akan memberikan dampak terhadap penurunan biaya pemeriksaan kargo sebesar 30%-40%," kata Dendi dalam siaran pers, Rabu (13/12/2023).
Dendi melanjutkan, simplifikasi dan efisiensi proses bisnis di TPFT menjadi salah satu kunci dari peningkatan pelayanan kargo dan logistik di Bandara Juanda.
Dia menjelaskan, proses bisnis yang semakin efisien akan turut berdampak positif terhadap efektivitas layanan kargo, peningkatan cargo throughput, yang nantinya akan berdampak pada peningkatan pendapatan perusahaan.
Ke depannya, AP I akan mulai menerapkan program ini di tiga bandara lain yang termasuk ke dalam bandara prioritas implementasi Program NLE, yakni Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan, serta Bandara Sultan Hasanuddin Makassar.
Dalam mendukung Program NLE, AP I juga telah menerapkan Cargo Integrated System (CIS) 2.0, yaitu sistem yang mendukung digitalisasi proses bisnis di terminal kargo bandara. Per 1 November, AP I telah menerapkan CIS 2.0 di 10 bandara, serta ditargetkan akan diimplementasikan di 14 bandara mulai 1 Januari 2024.
"Kami berharap dengan berbagai upaya yang telah dilaksanakan ini, akan berdampak positif terhadap seluruh proses layanan kargo dan logistik di bandara-bandara AP I, yang pada akhirnya akan memberikan multiplier effect positif terhadap jaringan distribusi kargo dan logistik secara nasional," pungkasnya.
Sebagai informasi, NLE merupakan program pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja logistik nasional, memperbaiki iklim investasi, serta meningkatkan daya saing perekonomian nasional. Program ini diatur melalui Instruksi Presiden Republik Indonesia (Inpres) Nomor 5/2020 tentang Penataan Ekosistem Logistik Nasional.