Bisnis.com, JAKARTA - Potensi melemahnya perekonomian negara mitra dagang pada tahun depan diperkirakan akan berdampak terhadap sektor pariwisata Indonesia.
Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad mengatakan, perlambatan ekonomi di China, Amerika Serikat, Jepang, dan Korea kemungkinan akan berdampak terhadap jumlah wisatawan yang datang ke Indonesia.
“Tantangannya memang adalah wisatawan pada beberapa negara yang mengalami perlambatan,” kata Tauhid dalam webinar yang digelar tiket.com, Rabu (13/12/2023).
Pemilihan umum (Pemilu) yang akan digelar pada Februari 2024 juga menjadi tantangan untuk sektor pariwisata. Melihat trennya, kata Tauhid, selama periode 2004 dan 2019, ada pergerakan uang beredar yang cukup banyak.
Jika ditelusuri dari tahun-tahun sebelumnya, perputaran uang saat musim pemilu banyak dinikmati sektor makanan dan minuman, pakaian, alas kaki dan jasa perawatannya, transportasi dan komunikasi, restoran dan hotel, serta perlengkapan rumah tangga.
“Lima dari spending perputaran uang itu dua di antaranya untuk sektor pariwisata. Saya kira apa lagi ada pemilu itu banyak dimanfaatkan untuk sektor pariwisata dan ekonomi kreatif,” ujarnya.
Baca Juga
“Meski demikian, tantangannya adalah bagaimana menjaga pemilu yang katakanlah baik buat demokrasi tapi baik juga buat ekonomi,” imbuhnya.
Sementara itu, Direktur Industri, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif Kementerian PPN/Bappenas Wahyu Wijayanto melihat terdapat sejumlah peluang untuk mengembangkan sektor pariwisata di Indonesia pada tahun depan, di antaranya bagaimana agar spending wisatawan terus meningkat serta tren tourism sebagai gaya hidup terus berkembang.
Ada banyak peluang juga untuk penguatan tourism supply chain dan forward linkage untuk sektor pariwisata, transportasi, hiburan, hingga rekreasi.
“Tentu kita juga perlu menangkap peluang pada segmen-segmen seperti potensi wisman, wisnus, dan wisatawan lokal atau harian,” pungkasnya.