Bisnis.com, JAKARTA — Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengumumkan capaian positif produksi migas jelang tutup tahun 2023.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, capaian tersebut tercermin dari laju penurunan produksi minyak yang bisa ditekan di level 1,1%, dari posisi tahun sebelumnya 6,9%.
“Untuk produksi gas lebih menggembirakan, angka penurunan tahun lalu di 2,5%, untuk tahun ini produksinya berhasil meningkat sebesar 1,3%,” kata Dwi lewat siaran pers, dikutip Senin (11/12/2023).
Salah satu faktor utama dalam pencapaian ini adalah keberhasilan eksekusi program kerja yang masif. Jumlah pengeboran mencapai 849 sumur hingga akhir 2023, melampaui angka tahun sebelumnya yang hanya 790 sumur.
“Tidak hanya itu, kegiatan work over dan well service juga mengalami peningkatan signifikan, mencapai 35.849 kegiatan dari 30.755 kegiatan pada tahun sebelumnya,” kata Dwi.
Dia juga menyoroti peningkatan keberhasilan dalam melakukan reaktivasi sumur dan penambahan lapangan migas yang aktif. SKK Migas berhasil mereaktivasi 1.142 sumur pada 2023, naik dari 968 sumur di 2022. Sementara lapangan migas yang aktif mencapai 398, meningkat dari 392 lapangan pada tahun sebelumnya.
Baca Juga
Tidak hanya melakukan peningkatan, SKK Migas juga berhasil menurunkan frekuensi unplanned shutdown di lapangan menjadi 859 kejadian dari 908 kejadian pada tahun 2022.
Selain itu, potensi kehilangan produksi minyak di lapangan turun signifikan menjadi 8.157 barel minyak per hari (bopd) dari 12.134 bopd tahun sebelumnya.
“Meskipun masih terdapat perbedaan antara long term plan dan realisasi saat ini, pencapaian ini diharapkan menjadi entry point yang baik untuk memperkuat optimisme pada tahun 2024,” kata Dwi.
Dwi menegaskan bahwa capaian-capaian ini menjadi landasan penting bagi industri migas nasional, menandai komitmen SKK Migas dalam menghadirkan dampak positif bagi sektor energi Indonesia.