Bisnis.com, JAKARTA - Serikat Buruh Nestle Indonesia Kejayan (SBNIK) kembali melakukan aksi demontrasi lantaran polemik pemutusan hubungan kerja (PHK) yang masih memanas. Hal ini bermula dari PHK terhadap 126 karyawan pada Oktober 2023 lalu.
Presiden Federasi Serikat Buruh Makanan dan Minuman (FSBMM), Dwi Haryoto, mengatakan demonstrasi kembali dilakukan karena pihak PT Nestle Indonesia yang tidak memenuhi janji kesepakatan setelah PHK berlangsung.
"Hari ini, kita unjuk rasa lagi ke Nestle, karena Nestle mengingkari kesepakatan," kata Dwi dalam keterangan tertulisnya, Senin (11/12/2023).
Dwi menyatakan bahwa pihaknya telah meminta pihak Nestle untuk memberikan kesempatan pertukaran pekerja yang terkena PHK dengan pekerja yang sukarela mengajukan paket efisiensi.
Setelah berunding panjang, dia melihat Nestle justru tidak mengindahkan usulan tersebut. Padahal, menurut Dwi semestinya efisiensi karyawan harus tetap menerapkan metode sukarela, bukan paksaan.
"Mereka mengingkari kesepakatan tentang pertukaran antara pekerja yang mengajukan paket efisiensi secara sukarela, dengan pekerja yang masuk list namun masih ingin bekerja," tuturnya.
Baca Juga
Sebelumnya, diketahui Nestle telah melakukan PHK kepada 126 karyawan di Pabrik Kejayan. Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk dari langkah transformasi bisnis yang dilakukan perusahaan.
Dwi menuturkan, efisiensi karyawan yang dilakukan Nestle dapat dipahami pihaknya. Kendati demikian, PHK tetap harus bersifat sukarela, sedangkan Nestle disebut tidak mempromosikan paket sukarela tersebut.
"Semestinya dilakukan diskusi jauh-jauh hari, tidak langsung melakukan pHK dalam waktu singkat," imbuhnya.
Manajemen PT Nestle Indonesia mengatakan PHK terpaksa dilakukan karena perusahaan yang memproduksi Dancow hingga Bearbrand itu menghadapi berbagai tantangan signifikan di pasar sehingga mempengaruhi volume produksi pabrik di berbagai kategori produk.
"Dengan sangat menyesal, beberapa peran karyawan akan terdampak sebagai hasil dari perubahan ini, di salah satu pabrik kami, Kejayan, dikarenakannya sudah tidak adanya peran di dalam transformasi bisnis ini," kata manajemen Nestle.
Dengan situasi tersebut, Nestle melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kebutuhan dan tuntutan pasar. Hal ini dilakukan dengan mendesain kembali organisasi untuk menjaga kelangsungan bisnis dan keberlanjutan operasional.