Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) memastikan investor asing akan mulai masuk dan melakukan pembangunan di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara pada tahap II atau setelah 17 Agustus 2024.
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa sejumlah negara sudah menyatakan investasinya, namun saat ini pemerintah masih memprioritaskan investor maupun pelaku usaha dalam negeri.
“Sudah ada yang masuk. Tapi saya diperintah presiden untuk di kluster A memprioritskan kepada pengusaha dalam negeri agar tempat premium itu dikuasai oleh anak-anak negeri sendiri,” ujarnya saat Rakornas Investasi 2023 di Balai Kartini, Kamis (7/12/2023).
Bahlil belum dapat melaporkan jumlah penanaman modal asing atau PMA yang masuk ke IKN tersebut.
Dirinya memastikan bahwa sejumlah negara seperti Arab, China, dan Korea akan menempati lahan-lahan di IKN.
Nantinya, PMA tersebut baru akan masuk setelah pemerintah merampungkan pembangunan tahap I yang akan selesai dengan ditandai pelaksanaan upacara HUT ke-79 RI pada 17 Agustus 2024.
Baca Juga
“Mereka akan masuk dalam tahap kedua. Setelah tahap pertama ini selesai, abis itu tahap kedua setelah kita upacara 17 Agustus [2024]. Tapi tanahnya sudah di-clear-kan,” tuturnya.
Satuan Tugas (Satgas) Pelaksana Pembangunan Infrastruktur IKN, mencatat hingga periode 19 Oktober 2023, progres pembangunan IKN telah mencapai 33%.
Sementara komitmen investasi negara dan sejumlah private sector di IKN hingga akhir tahun 2023 nilainya mencapai Rp45 triliun.
Secara perinci, total investasi yang disuntik oleh PMDN pada groundbreaking September lalu totalnya mencapai Rp23 triliun, pada November 2023 sebesar Rp12 triliun dan pada Desember 2023 Rp10 triliun.
Meski sebelumnya disebut-sebut belum ada investor asing yang masuk ke IKN, namun Bahlil mengklaim bahwa bukan berarti tidak ada sama sekali, namun pada tahap I dikhususkan untuk dalam negeri.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerinci sedikitnya 130 investor dari Singapura telah datang melihat langsung IKN beberapa bulan lalu. Selain itu ada juga investor dari Korea Selatan, Jepang, Malaysia, hingga Uni Emirat Arab yang telah menyatakan minat menanamkan modal untuk pembangunan ibu kota baru.
"Ini memang kami ngerem, dari dalam negeri dulu yang menggerakkan. Nanti untuk zona-zona besar, misalnya financial center nanti mungkin dari luar. Zona kesehatan mungkin bisa masuk rumah sakit internasional bisa dengan UU Kesehatan yang sekarang bisa,” pungkasnya.