Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan dari 10 komoditas yang paling banyak diusahakan oleh Usaha Pertanian Perorangan (UTP), tidak mencakup komoditas yang menjadi kontributor inflasi.
Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar mengungkapkan dalam satu tahun terakhir, komoditas peyumbang utama inflasi selain beras, yakni cabai merah, dan cabai rawit. Sementara bawang merah menjadi kontributor inflasi beberapa bulan terakhir.
“Kontributor atau komoditas yang beri andil inflasi terbesar adalah cabai merah, cabai rawit, bawang merah. Namun, ketiga komoditas ini bukan termasuk pada 10 komoditas yang paling banyak diusahakan petani perorangan berdasarkan ST 2023,” ujarnya dalam Diseminasi Hasil Sensus Pertanian 2023 Tahap I di Ritz Carlton, Senin (4/12/2023).
Per November 2023, beras masih menyumbang inflasi paling utama, dengan andil 0,58% dari total inflasi year-on-year (yoy) sebesar 2,86%. Kemudian cabai merah dengan andil 0,19%, diikuti rokok kretek filter, emas perhiasan, dan cabai rawit yang masing-masing 0,18%, 0,11%, dan 0,10%.
Berdasarkan hasil ST2023, 10 komoditas yang paling banyak diusahakan yaitu kategori padi sawah inhibrida sebesar 32,08%, kemudian ayam kampung biasa 18,51%, sapi potong 13,91%, kelapa 10,64%, dan jagung hibrida 10,34%.
Selain itu, kambing potong mencakup 9,31% dari usaha pertanian, kemudian kelapa sawit 8,58%, ubi kayu 6,97%, karet 6,64%, dan padi sawah hibrida sebesar 6,03%.
Baca Juga
Untuk itu, Amalia mendorong petani dan usaha pertanian untuk menanam komoditas penyumbang inflasi, seperti cabai merah, cabai rawit, dan bawang merah.
Dalam ST2023, cabai rawit hanya mencakup 4,18% dari total Usaha Pertanian Perorangan (UTP) sebanyak 29,34 juta unit.
Secara umum, BPS mencatat jumlah usaha pertanian dalam ST2023 sebanyak 29,36 juta unit atau turun 2,35 juta unit. Jumlah tersebut turun 7,42% jika diibandingkan dengan ST2013 yang tercatat sebanyak 31,71 juta unit.
BPS membagi usaha pertanian di Indonesia menjadi tiga jenis unit usaha, yaitu usaha pertanian perorangan (UTP), perusahaan pertanian berbadan hukum (UPB), dan usaha pertanian lainnya (UTL).
Per 2023, jumlah UTP pada 2023 sebanyak 29,34 juta unit atau turun 2,36 juta unit (-7,45%) dari ST2013 sebanyak 31,7 juta unit.
Sementara, jumlah UPB pada 2023 tercatat sebanyak 5.705 unit atau naik 35,54 persen dari 2013 sebanyak 4.209 unit. Untuk UTL, tercatat naik 116,08% dari 5.982 unit menjadi 12.926 unit.