Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

COP-28: Pertamina Bakal Terapkan Biodiesel B40 Tahun Depan

PT Pertamina bicara bakal memulai program mandatori biodiesel B40 tahun depan saat COP-28 di Uni Emirat Arab (UEA).
Ilustrasi mandatori biodiesel B40.
Ilustrasi mandatori biodiesel B40.

Bisnis.com, JAKARTA — PT Pertamina (Persero) berencana memulai program mandatori biodiesel B40 atau bauran Solar dengan 40% bahan bakar nabati berbasis minyak sawit efektif tahun depan.

Rencana itu disampaikan Direktur Utama Pertamina saat sesi diskusi di Paviliun Indonesia, Konferensi Tingkat Tinggi Perubahan Iklim PBB 2023 atau Conference of the Parties (COP-28) yang berlangsung di Uni Emirat Arab (UEA), Jumat (1/12/2023).

Nicke menerangkan rencana itu menjadi bagian dari upaya Pertamina untuk meningkatkan pengembangan produk rendah karbon lewat produk Biofuel. Nicke berpendapat produk tersebut melimpah di Indonesia.

“Sekarang, dengan B35, tahun lalu, kami berhasil mengurangi sekitar 32 juta ton CO2 per tahun. Dan kami akan menambahkan lebih banyak B35 sekarang dan tahun depan, B40,” kata Nicke seperti dikutip dari siaran pers, Jumat (1/12/2023).

Malahan, Nicke mengatakan, dalam kebijakan energi nasional yang baru, target bauran solar dengan minyak sawit akan ditingkatkan menjadi 60%.

“Bahkan dalam kebijakan energi nasional kita yang baru, targetnya sampai B60,” kata Nicke.

Selain itu, Pertamina juga memiliki program Biogasoline dengan mencampurkan bioetanol dari tebu, jagung, dan juga singkong ke bensin. Pertamina akan mulai dengan E5% dan dalam Kebijakan Energi Nasional Indonesia, secara bertahap akan meningkat menjadi E40.

Terkait dengan bahan bakar nabati ini, Pertamina baru saja meluncurkan bahan bakar jet berkelanjutan (Sustainable Efficient Fuel) yang dicampur dengan CPO.

“Jadi, program ini adalah opsi terbaik untuk Indonesia. Ada tiga manfaat utamanya, pertama, kami dapat mengurangi impor bahan bakar melalui biofuel. Kedua, kami dapat mengurangi emisi. Dan yang ketiga adalah menciptakan lapangan kerja di Hulu,” tuturnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, pemerintah tengah mengantisipasi target ambisius baru ihwal Nationally Determined Contributions (NDC) yang mungkin disepakati dalam Conference of the Parties atau COP 28 akhir tahun ini.

“Memang ada isu baru mengenai target NDC baru yang tiga kali lipat dari yang sebelumnya di COP27,” kata Arifin kepada awak media di Kementerian ESDM, Jumat (1/12/2023).

Arifin mengatakan, kementeriannya masih mempelajari ihwal kemungkinan peningkatan target NDC tersebut yang menjadi topik bahasan dalam COP 28.

Menurut dia, Indonesia relatif belum memiliki kemampuan cukup untuk mengejar target NDC yang ingin dikerek dari kesepakatan COP tahun sebelumnya.

Dia berharap target NDC di Indonesia mendapat dukungan dari dunia internasional nantinya.

“Kita harus sesuai dengan kemampuan kita sendiri, tentu saja akselerasinya tuh harus berkaitan dengan dukungan sama-sama, jadi yang kuat bantu yang kurang kuat,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper