Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mencatatkan pendapatan negara hingga periode Oktober 2023 menunjukkan tren positif tembus Rp2.240,1 triliun atau tumbuh 2,8% secara tahunan (year-on-year/yoy).
Dalam pemaparannya, pertumbuhan tersebut salah satunya didorong oleh setoran dividen badan usaha milik negara (BUMN) yang melonjak 150% dari target yang ditetapkan.
"Untuk kekayaan negara dipisahkan [KDN] atau BUMN terutama kita mendapatkan penerimaan lebih tinggi yaitu Rp74,1 triliun. Artinya, 150% lebih tinggi dari yang tadinya ditargetkan," tuturnya dalam Konferensi Pers APBN KITA, Jumat (24/11/2023).
Sri Mulyani menjabarkan, lonjakan setoran dividen perusahaan pelat merah tersebut umumnya ditopang oleh setoran dividen dari himpunan bank milik negara (Himbara).
Namun demikian, bendahara negara tersebut juga menyebut beberapa perusahaan pelat merah dari sektor non-keuangan seperti PT Pertamina (Persero) hingga PT PLN (Persero) juga masih loyal memberikan setoran dividen.
"Setoran dari dividen BUMN terutama BUMN yang masih profitable seperti perbankan itu sangat positif. Maupun, beberapa yang non-perbankan masih membukukan profit sehingga masih bisa membayarkan dividen, seperti Pertamina, PLN, dan yang lainnya," tuturnya.Sebagai gambaran, pada tahun buku 2022 lalu, empat bank pelat merah yakni PT Bank Mandiri (persero) Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk. (BBRI), PT Bank Negara Indonesia (persero) Tbk. (BBNI), dan PT Bank Tabungan Negara (persero) Tbk. (BBTN) diketahui menyetorkan dividen tunai ke pemerintah mencapai Rp40,74 triliun.
Setoran dividen ke pemerintah paling jumbo diguyurkan oleh BRI mencapai Rp23,15 triliun. Kemudian, disusul oleh Bank Mandiri yang menyetor dividen mencapai Rp12,84 triliun.
Selanjutnya, BNI pada tahun buku 2022 menyetor dividen sebesar Rp4,39 triliun ke pemerintah dan terakhir ada BTN yang menyetor sebesar Rp365,4 miliar.
Kemudian, PLN sendiri diketahui menyuntikkan dividen tahun buku 2022 ke negara sebesar Rp2,19 triliun atau meningkat sebesar 191,7% dari Rp750 miliar pada 2021.