Bisnis.com, TELUK BINTUNI - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri groundbreaking proyek kawasan industri pupuk di Fakfak, Papua Barat pada Kamis (23/11/2023).
Pabrik pupuk yang dibangun oleh PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) di Fakfak, Papua Barat ini merupakan salah satu proyek strategis nasional (PSN). Pembangunan pabrik pupuk ini nantinya diharapkan dapat memainkan peran kunci dalam mendukung ketahanan pangan nasional.
"Dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, groundbreaking peletakan batu pertama proyek strategis nasional kawasan industri pupuk Fakfak secara resmi saya nyatakan dimulai," kata Jokowi di Fakfak, Papua Barat seperti dikutip dari Youtub Setpres, Kamis (23/11/2023).
Pada kesempatan tersebut, Jokowi menyatakan bahwa ancaman krisis pangan global sudah terjadi di beberapa negara. Oleh karena itu, dia menegaskan bahwa pemerintah Indonesia telah menyiapkan strategi besar untuk mengantisipasi ancaman tersebut.
"Ancaman krisis pangan global betul-betul nyata dan sudah terjadi. Sehingga kita perlu punya strategi besar, bagaimana kita bisa meraih yang namanya kedaulatan pangan, swasembada pangan," ujarnya.
Jokowi menegaskan bahwa swasembada bukan hanya terkait beras saja, tetapi juga komoditas pangan lainnya seperti gula, kedelai, jagung dan beberapa komoditas pangan lainnya yang saat ini masih bergantung pada negara lain.
Baca Juga
Oleh karena itu, dia menilai pembangunan kawasan industri pupuk di Papua Barat menjadi sangat penting, karena pupuk akan meningkatkan produktivitas tanaman baik padi, tebu, maupun jagung.
"Memang wilayah Indonesia bagian timur itu belum ada industri pupuknya sehingga harus dibangun agar lebih efisien transportasinya dan lebih murah untuk petani," ucap Jokowi.
Sebagai informasi, pabrik Papua Barat Pupuk Kaltim di Papua Barat nantinya akan memiliki kapasitas produksi pupuk urea sebesar 1,15 juta ton per tahun dan 825.000 ton per tahun untuk amonia.
Dengan nilai investasi mencapai lebih dari US$1 miliar atau setara dengan Rp15,5 triliun, Pupuk Kaltim menargetkan proyek pembangunan kawasan industri pupuk di Fakfak Papua Barat akan terealisasi dalam waktu 5 tahun ke depan.
Pembangunan industri pupuk ini diharapkan dapat mendukung ketahanan pangan bagi Indonesia dengan penyediaan 4,5 juta-5 juta ton atau pemenuhan sekitar 70-80 persen kebutuhan pupuk urea nasional. Hal ini sejalan dengan prediksi akan kebutuhan urea yang mencapai 6 juta-7 juta ton pada 2030.