Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Utilisasi Pembangkit Thermal, PLN Produksi 199 Ton Hidrogen Hijau

PLN memproduksi 199 ton hidrogen hijau lewat 21 green hydrogen plant di pembangkit listrik tenaga gas uap (PLTGU) atau pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).
Direktur Jenderal EBTKE Kementerian ESDM Yudo Dwinanda Priaadi (dua dari kanan) bersama Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo (dua dari kiri), Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra (kiri), dan Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Konversi dan Konservasi Energi BRIN Eniya Listiani Dewi (kanan) saat meresmikan beroperasinya 21 unit Green Hydrogen Plant (GHP) tersebar di seluruh Indonesia di PLTGU Tanjung Priok, Jakarta, Senin (20/11/2023)/PLN
Direktur Jenderal EBTKE Kementerian ESDM Yudo Dwinanda Priaadi (dua dari kanan) bersama Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo (dua dari kiri), Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra (kiri), dan Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Konversi dan Konservasi Energi BRIN Eniya Listiani Dewi (kanan) saat meresmikan beroperasinya 21 unit Green Hydrogen Plant (GHP) tersebar di seluruh Indonesia di PLTGU Tanjung Priok, Jakarta, Senin (20/11/2023)/PLN

Bisnis.com, JAKARTA — PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN memproduksi 199 ton hidrogen hijau atau green hydrogen. Hidrogen itu diproduksi lewat 21 green hydrogen plant (GHP) yang tersebar di seluruh Indonesia. 

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, akselerasi GHP merupakan hasil inovasi yang dilakukan perseroan untuk menghadirkan energi alternatif yang ramah lingkungan. 

“Karya inovasi ini kami lakukan dalam menjawab transisi energi, memaksimalkan existing facility yang ada di pembangkit-pembangkit thermal kami,” kata Darmawan lewat siaran pers, dikutip Kamis (23/11/2023). 

Darmawan menambahkan, pembangkit-pembangkit listrik tenaga gas uap (PLTGU) atau pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) milik PLN sudah memiliki hydrogen plant dengan electrolyzer

Alat tersebut digunakan untuk memproduksi hidrogen yang digunakan untuk mendinginkan generator pembangkit listrik. 

Dari 21 unit hydrogen plant tersebut dapat menghasilkan 199 ton per tahun, tetapi hanya 75 ton per tahun yang digunakan untuk kebutuhan pendinginan generator pembangkit listrik. 

“Kami melihat ada peluang untuk memanfaatkan hydrogen ini sebagai value creation yang bisa memberikan nilai tambah bagi bisnis kami,” kata Darmawan.

Melihat potensi yang ada, PLN melakukan inovasi dengan memanfaatkan solar PV yang terpasang di kawasan pembangkit PLN ditambah dengan renewable energy certificate (REC) dari beberapa pembangkit EBT di Indonesia. Dengan cara tersebut, maka pihaknya dapat memproduksi 100% hidrogen hijau.

“Dengan inovasi tersebut, selain untuk pendingin generator pembangkit, green hydrogen kini bisa dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, antara lain untuk industri pupuk, industri bahan kimia, cofiring pembangkit, hingga untuk fuel cell electric vehicle [FCEV],” kata Darmawan.

Selain itu, dia mengatakan, PLN juga tengah mengembangkan infrastruktur hydrogen refueling station (HRS) yang nantinya akan digunakan untuk pengisian daya FCEV. 

Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra menambahkan, saat ini pihaknya tengah menyiapkan HRS sebagai pilot project di daerah Senayan, Jakarta. 

"Ini akan menjadi hydrogen refueling station pertama di Indonesia. Ini juga akan meningkatkan minat masyarakat untuk beralih ke kendaraan ramah lingkungan yaitu mobil hidrogen," kata Edwin. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper