Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kadin Proyeksi Industri Manufaktur Masih Cerah pada Tahun Politik

Kadin memproyeksi kinerja industri manufaktur menguat pada 2024, didukung pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diprediksi masih positif dikisaran 5%.
Dalam upaya menjaga aktivitas sektor manufaktur makanan dan minuman, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang melakukan kunjungan kerja ke pabrik PT Mayora Indah Tbk di Jl Jayanti 1 di Balaraja, Tangerang, Banten (18/9/2020). /Kemenperin
Dalam upaya menjaga aktivitas sektor manufaktur makanan dan minuman, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang melakukan kunjungan kerja ke pabrik PT Mayora Indah Tbk di Jl Jayanti 1 di Balaraja, Tangerang, Banten (18/9/2020). /Kemenperin

Bisnis.com, JAKARTA -- Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia memproyeksi kinerja industri manufaktur tetap menguat pada 2024 atau pada tahun politik. Hal ini didukung pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diprediksi masih positif dikisaran 5%. 

Optimisme tersebut juga menepis kondisi keraguan pelaku usaha yang tercerminkan dalam Purchasing Manager's Index (PMI) manufaktur RI yang masih dalam fase ekspansif yakni di level 51,5 pada Oktober. Angka tersebut turun dari bulan sebelumnya 52,3. 

Wakil Ketua Umum Bidang Perindustrian Kadin Bobby Gafur Umar mengatakan tren pelemahan PMI telah terjadi selama 5 bulan terakhir. Namun, menurut Bobby, resiliensi manufaktur masih teruji dengan pertumbuhan 5,20% (year-on-year/yoy) pada triwulan III, lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi RI. 

"Kalau kita bisa tutup [pertumbuhan ekonomi 2023] di angka 5%, prediksi pemerintah juga tahun depan masih dikisaran 5%, rasanya 2024 industri masih menjanjikan," kata Bobby, dikutip Kamis (23/11/2023).

Meskipun, di satu sisi, Bobby mengakui terjadi kontraksi kinerja secara umum dan aktivitas perekonomian mulai terjadi pelambatan. Menurut dia, ada berbagai faktor yang mendorong kondisi ini. 

Pertama, kondisi turunnya permintaan dari pasar global membuat para pelaku usaha menunda investasi. Kedua, masih banyak stok produksi di gudang yang belum terjual, sehingga pengurangan produksi pun tak terelakkan. 

"Dan ini biasanya harusnya akhir tahun itu APBN dan APBD harusnya untuk memenuhi target biasanya ada pembelanjaan yang banyak, tetapi belum terlalu kelihatan," tuturnya. 

Adapun, sektor-sektor yang akan terungkit pada 2024 didorong tahun pemilu yakni sektor yang berkaitan dengan pasar domestik seperti ritel, termasuk makanan dan minuman. 

Sedangkan, sektor yang berorientasi pada pasar ekspor masih akan kesulitan dan masih mengkhawatirkan. Sebab, pasar global mulai mengecil dan persaingan semakin kuat dari negara-negara yang berebut pasar. 

"Jadi pemerintah, kemarin kita laporkan ke Pak Menteri Perindustrian juga, harus lebih tegas dan sistematis untuk menahan masuknya produk-produk ilegal impor yang sebenarnya masih bisa diproduksi di Indonesia," ungkapnya. 

Di sisi lain, dia meminta agar pemerintah tidak menahan impor produk bahan baku atau barang modal yang memang belum dapat diproduksi di Indonesia. 

Lebih lanjut, Bobby mengkhawatirkan sejumlah tantangan yang terjadi akibat kondisi geopolitik global yang masih memanas. Pasalnya, kondisi tersebut berdampak pada harga energi yang naik hingga logistik dan rantai pasok yang terhambat.  

"Kami selaku Kadin pada 2024, selama pertumbuhan ekonominya setara dengan 2023 kita optimistis ada pertumbuhan," pungkasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper