Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Powell: The Fed Hati-Hati, Namun Tak Ragu Naikkan Suku Bunga Jika Perlu

Jerome Powell menuturkan bahwa The Fed akan terus bertindak hati-hati dan tidak ragu untuk menaikkan suku bunga jika diperlukan.
Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell berbicara dalam konferensi pers setelah pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) di Washington, DC, AS, Rabu (26/7/2023). / Reuters
Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell berbicara dalam konferensi pers setelah pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) di Washington, DC, AS, Rabu (26/7/2023). / Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Gubernur Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell mengatakan bahwa bank sentral Amerika Serikat (AS) tersebut akan terus bertindak hati-hati, namun tidak ragu untuk menaikkan suku bunga jika diperlukan untuk mengendalikan inflasi. 

Hal ini diungkapkan Powell dalam pidato pembukaannya untuk diskusi panel pada konferensi Dana Moneter Internasional (IMF) pada Kamis waktu setempat (9/11) di Washington. 

“Jika diperlukan pengetatan kebijakan lebih lanjut, kami tidak akan ragu untuk melakukannya,” Jelas Powell, seperti dikutip dari Bloomberg pada Jumat (10/11) dan menuturkan bahwa mereka tetap bergerak hati-hati untuk mengatasi risiko ‘disesatkan’ oleh data beberapa bulan yang bagus.

Powell menuturkan bahwa para pengambil kebijakan berkomitmen untuk memastikan suku bunga cukup tinggi untuk mengembalikan inflasi ke target 2%. Powell dan pihaknya merasa ragu bahwa mereka telah mencapai sikap tersebut.

Komentar Powell menandakan para pembuat kebijakan belum siap untuk mengakhiri komentar pengetatan mereka, meskipun pasar keuangan dan banyak ekonom menyimpulkan bahwa bank sentral sudah selesai menaikkan suku bunga. 

Powell mengatakan bahwa manfaat dari sisi penawaran ekonomi, yang telah membantu memperlambat inflasi sejauh ini mungkin telah berakhir dan pertumbuhan yang lebih kuat memerlukan pengetatan lebih lanjut. 

“Kami masih percaya The Fed sudah melakukan kenaikan suku bunga untuk siklus ini, namun pidato hari ini harus menjadi peringatan bahwa retorika mereka harus tetap hawkish sampai mereka melihat perbaikan lebih lanjut dalam inflasi,” jelas Kepala Ekonom AS JPMorgan Chase & Co., Michael Feroli.

Treasury juga terus mengalami kerugian dari penjualan obligasi 30 tahun yang tidak begitu baik, setelah pernyataan Powell. Pasar juga menggeser waktu perkiraan pertama kalinya The Fed akan memotong suku bunga sebesar seperempat poin dari Juni 2024 menjadi Juli. 

Bankir sentral AS sendiri juga sedang menilai apakah perlu menaikkan suku bunga acuan mereka sedikit lebih tinggi, dan memperdebatkan berapa lama mempertahankan suku bunga di level yang lebih tinggi tersebut.

Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) terakhir mempertahankan suku bunga pada kisaran 5,25% hingga 5,5%, level tertinggi dalam 22 tahun terakhir.

Inflasi sendiri telah melambat, namun tetap berada di atas target The Fed. Dalam pidatonya, Powell tidak membahas dengan jelas seberapa besar kemajuan inflasi yang dapat dicapai di masa depan melalui perbaikan sisi penawaran.

“Di masa depan, mungkin sebagian besar kemajuan dalam mengurangi inflasi harus datang dari kebijakan moneter ketat yang menahan pertumbuhan permintaan agregat,” jelas Powell.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper