Bisnis.com, JAKARTA - Bakal calon presiden Koalisi Perubahan, Anies Baswedan, masih akan melanjutkan program bantuan langsung tunai (BLT) apabila dirinya terpilih menjadi presiden periode 2024-2029.
Akan tetapi, Anies mengatakan bahwa program BLT ini nantinya akan dikurangi porsinya seiring berjalannya waktu dan tidak dilakukan secara terus-menerus.
"Menurut kami ke depan kita harus sebisa mungkin menyelesaikan persoalan kesejahteraan itu dengan market mekanisme, bukan dengan semata-mata redistributif,” kata Anies dalam acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia di Jakarta, Rabu (8/11/2023).
Dirinya mengatakan bahwa proses pemberian bantuan sosial dari redistribusi hasil pungutan pajak tetap dilakukan, meskipun hal itu hanya sebagai solusi jangka pendek. Untuk solusi jangka panjangnya, Anies sudah merancang untuk melakukan inklusi ke pasar.
Mantan Gubernur Jakarta ini menyampaikan jika tingkat inklusi tersebut terjadi, maka kelompok masyarakat yang tadinya menggantungkan hidupnya kepada bansos akan beralih dengan pendapatan.
"Kalau inclusion to market-nya itu terjadi, maka tenaga kerjanya meluas, mereka yang asalnya hidup dari bantuan, berubah menjadi dari income. Tapi jangka pendek itu harus tetap diteruskan dulu karena itu belum ada sekarang," ujarnya.
Baca Juga
Seperti yang diketahui, pasangan bakal capres dan cawapres Anies Baswedan-Cak Imin menebar janji untuk menekan tingkat kemiskinan turun ke rentang 4%-5% pada 2029.
“Mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan melalui pendekatan multisektor dengan target menurunkan tingkat kemiskinan dari 9,36% [Maret, 2023] menjadi 4,0%-5,0% [2029]; dan kemiskinan ekstrem ~0% [2026],” tulisnya dalam Visi, Misi & Program Anies-Muhaimin.
Untuk mencapai hal tersebut, pasangan ini berencana untuk membentuk kelembagaan sistem jaminan sosial yang merupakan payung bagi seluruh program perlindungan sosial yang dikelola oleh sebuah badan yang bekerja secara profesional untuk meningkatkan kualitas, akuntabilitas, dan efektivitas program.