Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso (Buwas), buka-bukaan soal realisasi kontrak impor jagung tahun ini hanya mencapai 171.000 ton.
Sebagaimana diketahui, sebelumnya pemerintah memberikan kuota impor jagung tahap pertama sebanyak 250.000 ton kepada Bulog yang ditargetkan rampung sebelum 2023 berakhir.
Buwas mengatakan, kontrak impor jagung dilakukan berdasarkan kebutuhan peternak dalam jangka pendek. Selain itu, kapasitas pelabuhan dan waktu bongkar muat menjadi pertimbangan bagi Bulog untuk mendatangkan jagung impor.
"Belum lagi dalam prosesnya itu kan ada prosedur yang harus diikuti, itu enggak cepat juga. Jadi banyak masalah, nanti kita evaluasi," ujar Buwas saat ditemui di sela-sela rapat kerja bersama Menteri Pertanian dan Komisi IV DPR-RI di Kompleks Parlemen, Rabu (8/11/2023).
Buwas menyebut jagung impor yang didatangkan merupakan produksi Brasil yang menjadi kelebihan stok di suatu negara. Kendati demikian, dia tidak menyebut nama negara yang memiliki kelebihan stok jagung Brasil tersebut.
"Karena ini stok [jagung] dari satu negara yang berlebihan, tapi barangnya dari Brasil. Jagungnya sama yang kita pesan dan kualitasnya juga sama, karena kelebihan makanya kita tarik aja. Kalau nunggu dari Brasil berapa lama?," beber Buwas.
Baca Juga
Lebih lanjut, Buwas memastikan sisa penugasan impor jagung akan direalisasikan di tahun depan sebelum Maret 2024. Pasalnya, impor jagung tidak bisa dilakukan saat musim panen di Maret 2024.
Buwas berharap ke depannya penugasan impor jagung tidak dilakukan secara mendadak. Bulog yang juga memiliki mandatory menjaga cadangan jagung pemerintah perlu diberi penugasan impor berdasarkan neraca komoditas dari jauh-jauh hari, seperti yang dilakukan pada impor beras.
"Ke depan, jadi jangan seperti sekarang pemadam kebakaran. Artinya Bulog sudah menjadi buffer stock [jagung] harusnya jangan kayak sekarang ada masalah baru tugasi Bulog. Emang gampang? kan itu luar negeri," ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, mengatakan 20.000 ton jagung impor mulai tiba di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya pada 15 November 2023. Dia memastikan, jagung impor tersebut akan segera disalurkan Bulog untuk stabilisasi pasokan dan harga ke peternak mandiri.
"Akan masuk di tanggal 15 November di Tanjung Perak. Ini [jagung impor] tentunya seizin Kementan karena rekomendasi dari Kementan," ujar Arief dalam Rapat Kerja bersama Menteri Pertanian dan Komisi IV DPR-RI di Kompleks Parlemen, Rabu (8/11/2023).
Arief menyebut, di tahap pertama pemerintah telah menginstruksikan Bulog untuk mengimpor jagung untuk pakan sebanyak 250.000 ton. Namun, berdasarkan rencana Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Bapanas, tercatat kontrak impor jagung pakan oleh Bulog baru sekitar 171.000 ton hingga akhir tahun.
Secara terperinci, jadwal kedatangan 171.000 jagung impor tersebut antara lain 20.000 ton akan tiba di Pelabuhan Tanjung Perak pada 15 November 2023; 20.000 ton akan tiba di Pelabuhan Cigading, Banten pada 3 Desember 2023; kemudian 30.000 ton akan tiba di Pelabuhan Tanjung Perak pada 8 Desember 2023, 46.000 ton pada 20 Desember 2023, dan 45.000 ton pada 25 Desember 2023; dan 10.000 ton akan tiba di Pelabuhan Panjang, Lampung pada 28 Desember 2023.