Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Permintaan Baja Nasional Diproyeksi Tumbuh 5% pada 2023

Asosiasi Industri Besi & Baja Indonesia memproyeksikan permintaan baja nasional tumbuh 5% secara tahunan pada 2023.
Karyawan PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk. membongkar pelat baja, di Surabaya, Kamis (2/6/2016)./JIBI-Wahyu Darmawan
Karyawan PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk. membongkar pelat baja, di Surabaya, Kamis (2/6/2016)./JIBI-Wahyu Darmawan

Bisnis.com, JAKARTA - The Indonesian & Steel Industry Association (IISIA) atau Asosiasi Industri Besi & Baja Indonesia memproyeksikan permintaan baja nasional tumbuh 5% (year-on-year/yoy) menjadi 17,9 juta ton sepanjang 2023. Kondisi pertumbuhan berjalan di tengah hambatan rantai pasok bahan baku.

Chairman IISIA Purwono Widodo mengatakan, pelaku industri dalam baja masih perlu mengimpor produk baja (HS 72) mengingat produksi dalam negeri saat ini sebesar 14,4 juta ton. Hal ini dikarenakan rata-rata utilitas kapasitas produksi baja nasional masih rendah, yakni 54%. 

"Dulunya kita kalau cari bahan baku untuk industri baja itu dari Ukraina dan Rusia, dua negara itu memasok bahan baku utama atau baja lembaran di internasional. Begitu perang, kita sulit mendapatkannya," kata Purwono, Senin (6/11/2023). 

Sementara itu, perkembangan industri baja nasional diperkirakan akan meningkat setiap tahunnya. IISIA memproyeksikan bahwa kebutuhan baja nasional pada tahun 2045 diperkirakan sebesar 100 juta ton dengan nilai investasi mencapai $100 miliar. 

Untuk itu, dia mendorong pemerintah untuk menjaga iklim investasi industri yang telah berlangsung saat ini. Selain itu, Purwono mewanti-wanti ancaman industri baja nasional dengan banjirnya impor produk jadi dari China. 

"Yang harus dijaga investasi yang sudah dilakukan itu dilindungi dari unfair trade yang biasanya dari impor yang dumping, tetapi di dalamnya sendiri kita juga repot kalau pemerintah dengan asosiasi tentunya tidak berhasil untuk mengurangi yang non-standar," ujarnya. 

Pasalnya, dia melihat tak sedikit produk baja yang tidak memiliki Standar Nasional Indonesia (SNI) yang beredar di pasar sehingga menurunkan daya saing industri. Dalam hal ini, dia mendukung langkah Kementerian Perindustrian untuk meningkatkan pengawasan standar di pabrik. 

"Jadi bagaimana penggunaan program yang TKDN, tingkat kandungan dalam negeri itu benar-benar diterapkan. TKDN itu kan dari program penggunaan produk dalam negeri. Jadi tingkat presentasenya itu ditingkatkan," imbuhnya. 

Untuk mendukung kemandirian industri baja nasional, IISIA bersama Kadin Indonesia dan didukung Kementerian Perindustrian menyelenggarakan IISIA Business Forum (IBF) 2023 yang akan dilaksanakan pada tanggal 9-11 November 2023 di Indonesia Convention Exhibition (ICE BSD), Jl. BSD Grand Boulevard Raya, BSD City, Tangerang, Banten. 

Adapun, IBF 2023 bertemakan 'Industri Baja Nasional untuk Kemandirian Bangsa' yang bertujuan untuk menunjukan perkembangan industri baja nasional dan memperlihatkan teknologi terbaru pembuatan besi baja. 

Terutama penggunaan teknologi yang terkait dengan green industry yang akan didiskusikan bersama pihak terkait pengembangan industri baja nasional kedepan. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper