Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah mengajak para pengembang properti Tanah Air untuk terlibat berkontribusi secara aktif dalam pengembangan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur.
Kawasan pengembangan Ibu Kota Nusantara memiliki luas 256.142 hektare dimana terdiri dari Kawasan Ibu Kota Nusantara (KIKN) perkotaan seluas 56.181 hektare, Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) seluas 6.671 hektare, wilayah pengembangan (WP) 2 IKN barat seluas 17.206 hektare yang akan difungsikan sebagai pusat ekonomi dan wilayah pengembangan (WP) 1 IKN timur dengan luas 9.761 hektare sebagai pusat pariwisata dan hiburan.
Berita tentang peluang investasi properti di IKN menjadi salah satu berita pilihan editor BisnisIndonesia.id. Selain berita tersebut, sejumlah berita menarik lainnya turut tersaji dari meja redaksi BisnisIndonesia.id.
Berikut ini highlight Bisnisindonesia.id, Minggu (5/11/2023):
1. Menghitung Peluang & Prospek Besar Investasi Properti di IKN
Direktur Pembiayaan Otorita Ibu Kota Negara (OIKN) Muhammad Naufal Aminuddin mengharapkan kontribusi aktif investor dalam negeri dalam pengembangan IKN yang memiliki luas 4 kali dari DKI Jakarta. Dalam pembangunan IKN dibutuhkan investasi tahap 1 mencapai US$32 miliar atau sekitar Rp456 triliun. Terlebih, nantinya kawasan IKN, Samarinda, dan Balikpapan akan memiliki penduduk sebanyak 4 juta hingga 5 juta jiwa dan diproyeksikan akan bertambah bisa mencapai 40 juta di tahun 2045.
Saat ini pemerintah tengah membangun infrastruktur dasar seperti Istana Presiden, jalan, jalan tol, bendungan, kantor kementerian, bandara VVIP, rumah menteri dan ASN dalam rangka memberikan kepastian dan menarik investor untuk bisa masuk di IKN.
Pemerintah membuka peluang untuk berinvestasi tidak hanya di IKN saja tetapi juga kota Balikpapan dan Samarinda. Pasalnya, pembangunan IKN dengan kota sekitarnya ini untuk menjadi satu kesatuan atau disebut tri cities. Pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan merata akan didukung oleh pengembangan IKN sebagai superhub ekonomi, yang akan menjadi bagian tak terpisahkan dari upaya transformasi ekonomi di Ibu Kota Nusantara dan Provinsi Kalimantan Timur serta daerah mitra di Pulau Kalimantan.
Pemerintah juga membuka peluang dengan investasi langsung maupun melalui skema KPBU atau Public-Private Partnerships (PPP). Adapun investor dapat berinvestasi membangun fasilitas kesehatan, pendidikan, perkantoran dan mixed use, perumahan, transit oriented development, jalan tol dan terowongan bawah tanah, bandara dan pelabuhan, pengembangan finansial center, energi terbarukan, eco leisure dan wellness area.
“Lebih dari 500 proyek investasi dan kontribusi telah diidentifikasi sampai saat ini,” ujarnya.
Untuk hunian, terdapat 72 peluang investasi yang tersebar pada keseluruhan KIPP dengan nilai Rp168,7 triliun. Untuk kawasan campuran yang terdiri dari perkantoran, area komersial, pendidikan, kesehatan, dan lain-lain terdapat 179 peluang investasi dengan nilai Rp78,6 triliun. Kemudian, untuk ruang terbuka hijau terdapat 190 peluang investasi dengan nilai Rp26,5 triliun.
Hingga saat ini terdapat 304 letter of intent (LoI) yang diterima oleh OIKN dimana sebanyak 53 persen atau 162 LoI dari Indonesia dan sisanya sebesar 47 persen berasal dari asing. Adapun LoI dari investor asing berasal dari 37 dari Jepang, 28 dari Singapura, 25 dari China, 19 dari Malaysia, 6 dari Korea Selatan, 4 dari Amerika Serikat, 3 dari Finlandia, 3 dari Spanyol, dan 17 dari negara lainnya.
2. Laporan Keuangan BUMN Karya di Kuartal III
Tiga dari empat emiten BUMN Karya telah merilis laporan keuangan hingga kuartal III/2023. Mereka adalah PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT), PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI), dan PT PP (Persero) Tbk. (PTPP).
Dari ketiganya, tercatat hanya Waskita Karya yang masih membukukan rugi bersih sepanjang Januari 2023 hingga September 2023. Berdasarkan laporan keuangannya, WSKT mencatatkkan rugi bersih Rp2,83 triliun atau berbalik dari laba Rp425,29 juta pada tahun sebelumnya.
SVP Corporate Secretary Waskita Karya Ermy Puspa Yunita menuturkan bahwa kerugian yang diperoleh perseroan diakibatkan oleh tingginya beban keuangan yang ditanggung.
Waskita hingga kuartal III/2023 mencatatkan beban keuangan sebesar Rp3,16 triliun atau meningkat 4,57 persen secara year-on-year (YoY). Perseroan juga menorehkan rugi bersih entitas asosiasi dan ventura bersama senilai Rp226,79 miliar. Beban keuangan mencakup beban bunga atas utang bank ataupun nonbank, beban provisi, dan beban administrasi bank yang terkait dengan perolehan pinjaman grup selama periode berjalan.
Sementara itu, sepanjang Januari—September 2023, perseroan meraih pendapatan sebesar Rp7,81 triliun atau turun 24,14 persen YoY dari posisi sebelumnya sebesar Rp10,3 triliun. Perinciannya, pendapatan dari segmen konstruksi melemah 29,68 persen YoY menjadi Rp6,31 triliun, sementara pendapatan dari bunga jasa konstruksi turun 3,7 persen YoY menjadi Rp45,36 miliar.
Adapun penjualan precast tumbuh 21,95 persen YoY menjadi Rp372,69 miliar, diikuti pendapatan jalan tol yang mencapai Rp830,77 miliar atau naik 23,51 persen secara tahunan, dan pendapatan properti melemah 24,88 persen YoY ke Rp134,01 miliar.
3. Pasar Mobil Listrik Dunia Tumbuh Kuat, BYD dan Tesla Adu Cepat
Penjualan mobil listrik plug-in dunia meningkat kuat sepanjang delapan bulan pertama tahun ini. Pasar Amerika Utara dan Asia bertumbuh jauh di atas rata-rata. SNE Research, dalam laporan bertajuk Global EV and Battery Monthly Tracker – Sep 2023, mengungkapkan penjualan mobil listrik plug-in sepanjang Januari-Agustus 2023 meningkat 41,3% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu 6.158.000 unit menjadi 8.703.000 unit.
Mobil listrik plug-in mencakup tipe kendaraan listrik baterai (battery electric vehicle/BEV), dan kendaraan listrik hibrida colok (plug-in hybrid electric vehicle/PHEV).
Berdasarkan wilayah, China memiliki pangsa pasar yang luar biasa besar, dengan menguasai 59,4% pasar kendaraan listrik global. Meski demikian, peningkatan penjualan di China sepanjang Januari-Agustus 2023 di bawah pertumbuhan pasar dunia. Pasar mobil listrik di China sepanjang delapan bulan pertama tahun ini bertumbuh 39,5% (yoy) menjadi 5.168.000 unit. Pertumbuhan yang relatif rendah membuat dominasinya terhadap pasar dunia susut dari 60,1% menjadi 59,4%.
Eropa menjadi pasar terbesar kedua setelah China. Penjualan mobil listrik di Benua Biru sepanjang Januari-Agustus 2023 mencapai 1.968.000 unit, meningkat 33,9% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Seperti China, peningkatan penjualan mobil listrik di Eropa juga relatif rendah. Hal ini membuat kontribusi pasar Eropa terhadap penjualan mobil listrik dunia turun dari 23,9% menjadi hanya 22,6%.
4. Menangkap Peluang Ekspor Jahe ke Pasar UAE
PT Delapan Ladang Emas melakukan ekspor perdana komoditas jahe ke pasar Uni Emirat Arab (UAE). Peluang pengapalan produk Indonesia kian terbuka setelah persetujuan kemitraan ekonomi komprehensif kedua negara ditandatangani.
Delapan Ladang Emas adalah perusahaan penghasil komoditi pertanian, termasuk rempah-rempah, kelapa, dan talas raksasa, yang berbasis di Malang dan Semarang. Daun talas kering digunakan sebagai pengganti tembakau.
Kali ini, Delapan Ladang Emas mengapalkan komoditas jahe ke Uni Emirat Arab. Komoditas dengan nama latin Zingiber officinale ini digunakan sebagai rempah-rempah dan bahan baku pengobatan tradisional.
Komoditas yang dikapalkan tersebut mencakup 2 kontainer 40 feet dengan berat total 40 ton dan nilai ekspornya Rp1,04 miliar.
Pelepasan ekspor perdana juga dihadiri beberapa pihak yang aktif membina UMKM ekspor, yaitu Badan Karantina Pertanian Surabaya Wilker Malang, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Timur, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Malang, dan Dinas Pertanian Kabupaten Malang.
5. Penjualan Mobil Hidrogen Melemah, Pabrikan Belum Menyerah
Penjualan mobil hidrogen alias fuel cell electric vehicle (FCEV) sepanjang delapan bulan pertama tahun ini. Meski demikian, sejumlah pasar utama masih menunjukkan pertumbuhan, dan pabrikan belum menyerah.
SNE Research dalam laporan bertajuk Global FCEV Monthly Tracker – September 2023 menunjukkan penjualan mobil listrik hidrogen (FCEV) pada tahun ini hingga Agustus sebanyak 10.629 unit, turun 15,5% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu 12.653 unit.
Mobil hidrogen mempergunakan gas hidrogen sebagai bahan bakarnya. Mobil hidrogen masih mempertahankan teknologi cetus internal sehingga tak mengubah bentuk mesin. Meski demikian, kendaraan ini tidak menghasilkan emisi karbon yang berbahaya.
Berbeda dengan mobil listrik baterai, mobil hidrogen tak membutuhkan isi ulang daya yang memakan waktu berjam-jam. Singkatnya, mobil hidrogen lebih fleksibel, masih klop dengan ekosistem komponen eksisting, dan ramah lingkungan.
Penjualan mobil hidrogen terbilang dinamis, dengan tren pertumbuhan tahunan sepanjang 2017-2022 rata-rata 38,1%. Setelah menunjukkan pertumbuhan sejak dua tahun terakhir, penjualan FCEV sepanjang Januari-Agustus 2023 menunjukkan penurunan.
Hal ini seiring dengan anjloknya penjualan di pasar FCEV terbesar, Korea. Sepanjang Januari-Agustus 2023, penjualan mobil hidrogen di Korea Selatan turun 42,8% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu 6.516 unit menjadi 3.726 unit.
Dampaknya, kontribusi Korea Selatan yang mendominasi pasar FCEV sebesar 51,5% mengalami penyusutan menjadi hanya 34,8%. Namun demikian, Korea Selatan tetap memimpin pasar mobil hidrogen dunia.