Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) secara khusus menyoroti tiga komoditas pangan dalam kategori kelompok harga bergejolak atau volatile food yang mendorong inflasi pada Oktober 2023.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini menjelaskan terdapat tiga komponen utama penyumbang inflasi pada kelompok volatile food secara bulanan atau (month-to-month/mtm).
“Beras andil inflasi 0,06%, cabai rawit 0,03%, dan cabai merah andil 0,01%, “jelasnya dalam Rilis Berita Resmi Statistik, Rabu (1/1/2023).
Lebih rinci, secara bulanan beras mengalami inflasi sebesar 1,72% dan memberikan andil 0,06%. Sementara cabai rawit yang mengalmai inflasi 19,59% menyumbang 0,03% terhadap inflasi bulanan.
Komoditas cabai merah pada Oktober 2023 mengalami inflasi 3,98% dengan andil 0,01% (mtm).
Meski inflasi komoditas tersebut cukup tinggi, masih terdapat beberapa komoditas yang memberikan andil deflasi secara bulanan yang cukup siginfikan, yaitu ikan segar, telur ayam ras, tomat, bawang merah, minyak goreng, dan bawang putih.
Baca Juga
Pudji menjelaskan bahwa secara historis, pada 2020-2022, terlihat adanya pola yang mirip di mana secara umum terjadi beberapa deflasi untuk komponen volatile food pada periode semester dua.
“Berbeda dengan 2023, volatile food baru mengalami satu kali deflasi pada Agustus 2023,” ujarnya.
Meski demikian, inflasi kelompok ini relatif lebih rendah dibandingkan tahun sebelumya, di mana Oktober 2022 inflasi volatile food mencapai 3,53% (year-to-date/ytd), sedangkan pada Oktober 2023 mencapai 3,46% (ytd).
Bukan hanya kelompok ini, inflasi Oktober yang mencapai 0,17% (mtm) didorong pada inflasi seluruh komponen. Inflasi harga diatur pemerintah (administered prices). mengalami inflasi sebesar 0,46% (andil 0,09%).
Komponen harga bergejolak secara umum mengalami inflasi 0,21% dan andil 0,03%. Sementara komponen inti tercatat inflasi 0,08% dengan andil 0,05%, di mana komoditas yang dominan adalah emas perhiasan.