Terungkap! Produktivitas Mitra Gojek Naik Berkat Produk Hemat

Produktivitas mitra Gojek, Unit Bisnis On-Demand Services PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), diklaim meningkat pada periode kuartal 3-2023
Pengemudi atau driver Gojek mengantarkan paket pesanan dari platform Tokopedia di Jakarta, Jumat (8/4/2022). - Bloomberg/Dimas Ardian
Pengemudi atau driver Gojek mengantarkan paket pesanan dari platform Tokopedia di Jakarta, Jumat (8/4/2022). - Bloomberg/Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA - Produktivitas mitra Gojek, Unit Bisnis On-Demand Services PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), diklaim meningkat pada periode kuartal 3-2023 dibandingkan dengan periode sebelumnya seiring dengan inovasi produk Hemat, baik melalui layanan GoCar Hemat maupun GoFood Mode Hemat.

“GoCar Hemat, layanan transportasi berbiaya terjangkau perseroan, yang telah mencatatkan profitabilitas, kini diperkenalkan di lebih banyak kota,” tulis manajemen GOTO, dalam siaran pers kinerja Q3-2023, dikutip Rabu ini (1/11/2023).

Manajemen GOTO mengungkapkan mitra pengemudi GoCar Hemat pun mengalami pertumbuhan pesanan per jam sebanyak lebih dari 35%.

Tak hanya GoCar Hemat, produk hemat lainnya yakni GoFood Mode Hemat yang menawarkan layanan GoFood dengan harga terjangkau juga mencatatkan pertumbuhan.

“Pilihan dengan harga terjangkau melalui GoFood Hemat semakin diperluas, sementara pada saat yang sama operasionalnya menjadi semakin efisien. Hal ini akan mendorong peningkatan kepadatan pesanan, pengumpulan pesanan (batching) yang lebih baik, dan menurunkan biaya yang dibutuhkan untuk menyediakan layanan,” tulis GOTO.

Pada kuartal ketiga ini, mitra pengemudi yang mengambil pesanan GoFood Mode Hemat dan GoFood reguler mengalami peningkatan pesanan per jam sebanyak hampir tiga kali lipat.

Selain 2 produk hemat ini, Gojek juga melakukan inovasi produk lainnya lewat peluncuran GoRide Transit, platform pertama dan satu-satunya di dunia yang mengintegrasikan transportasi publik dan layanan mobilitas dalam satu pesanan aplikasi Gojek.

Untuk terus memperluas penawaran produk layanan mobilitas roda dua kepada konsumen yang memprioritaskan harga, Gojek melakukan uji coba GoRide Nego, yang memungkinkan konsumen dan mitra pengemudi untuk berkomunikasi secara langsung dan saling menyepakati harga pengantaran. “Ini adalah contoh inovasi perseroan yang berkesinambungan dengan tujuan menjangkau konsumen.”

Hasil dari inovasi ini mendorong perbaikan kinerja Gojek sebagai Unit Bisnis ODS dari Grup GOTO di kuartal 3-2023. Pendapatan bruto ODS tumbuh 4,6% quarter-on-quarter mencapai Rp 3 triliun, sebagai hasil dari fokus perseroan dalam mencatatkan pertumbuhan melalui penggunaan produk dan layanan ekonomis. Dibanding dengan tahun sebelumnya, pendapatan bruto ODS tetap stabil sejalan dengan peningkatan monetisasi.

Untuk insentif di ODS, beban insentif dan promosi untuk unit bisnis ini naik 5% quarter-on-quarter yang dilakukan untuk memperkuat kepemimpinan perseroan di segmen Pesan Antar Makanan dan Mobilitas di Indonesia. Di saat bersamaan, biaya terkait TI semakin efisien dengan adanya teknologi pemetaan in-house yang menghasilkan penghematan sekitar 40% dibandingkan kuartal sebelumnya.

Di bulan Oktober, Gojek juga mengambil langkah taktis dan menurunkan komisi untuk segmen roda empat di Singapura dari 15% ke 10% untuk mendorong pertumbuhan ketersediaan mitra pengemudi. Hal ini akan berdampak minimal pada take rate secara grup, dan bisnis internasional Perseroan diperkirakan akan tetap mencatatkan margin kontribusi positif.

Rugi Dipangkas

Per 9 bulan tahun ini, total pendapatan bersih GOTO tercatat sebesar Rp 10,51 triliun, meningkat 32% dari pendapatan bersih di periode yang sama tahun lalu Rp 7,97 triliun.

Perseroan juga memangkas rugi bersih atribusi entitas induk hingga 53% per September 2023 menjadi Rp 9,55 triliun, dari periode yang sama tahun lalu rugi bersih Rp 20,32 triliun.

Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (30/10), penurunan rugi bersih itu dipengaruhi oleh kenaikan pendapatan bersih (top line) dan efisiensi beban perseroan dalam 9 bulan pertama tahun ini dan dalam 3 bulan terakhir (Q3-2023).

Sepanjang 9 bulan tahun ini hingga September, di tengah persaingan yang ketat di sektor on-demand, ecommerce, dan fintech, GoTo mampu memangkas sejumlah beban dan biaya agar lebih efisien dalam 9 bulan tahun ini.

Beberapa beban yang susut di antaranya beban umum dan administrasi yang berkurang hingga 57% menjadi Rp 4,61 triliun dari periode September tahun lalu Rp 8,63 triliun. Beban lainnya yakni beban penjualan dan pemasaran juga berkurang sebesar 47% menjadi Rp 4,82 triliun, dari sebelumnya Rp 11,27 triliun.

Sementara itu, beban iklan dan pemasaran juga berhasil dipangkas 53% menjadi tersisa Rp 1,5 triliun, dari periode yang sama tahun lalu Rp 3,27 triliun.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Media Digital
Editor : Media Digital
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

# Hot Topic

Rekomendasi Kami

Foto

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper