Bisnis.com, LEBAK - PT Ciputra Development Tbk. (CTRA) mengungkapkan bahwa pihaknya akan fokus mengembangkan sektor perumahan menengah ke bawah sebagai strategi bisnisnya di tengah kondisi ketidakpastian ekonomi global.
Managing Director Ciputra Group, Budiarsa Sastrawinata, mengungkapkan, upaya tersebut dilakukan seiring dengan minimnya disrupsi ekonomi, salah satunya yakni fluktuasi dolar terhadap rupiah yang dapat mempengaruhi biaya konstruksi.
"Produk unggulan Ciputra [tahun depan], kita masih tetap konsentrasi di perumahan menengah ke bawah," kata Budiarsa dalam Konferensi Pers di Lebak, Banten, Senin (30/10/2023).
Budiarsa menambahkan, proyek perumahan kelas menengah bawah diklaim tidak memerlukan material impor yang tinggi. Alhasil, biaya konstruksi diprediksi bakal tetap dapat terjaga pada level optimal.
"Kalau dilihat dari produk yang kita tawarkan, rumahnya tidak ada komponen impornya. Semua adalah produk dalam negeri, jadi mau kurs dolar pengaruhnya seperti apa saya rasa tidak berpengaruh pada produk rumah-rumah menengah bawah yang kita tawarkan," ujarnya.
Lebih lanjut, dia mengatakan rasio ketimpangan kepemilikan rumah atau (backlog) dinilai masih sangat besar di Indonesia. Dengan demikian, manajemen Ciputra berkeyakinan bahwa bisnis perumahan pada segmen kelas menengah bawah masih akan sangat menjanjikan ke depan.
Baca Juga
"Jadi dengan kondisi politik dan lain-lain, dari pengalaman kita khususnya perumahan menengah bawah itu tidak terdampak dari keadaan politik atau geopolitik," pungkas Budiarsa.
Seiring dengan fokus tersebut, pada 2024, CTRA berkomitmen untuk kembali membangun 3.000 unit rumah menengah bawah di Citra Maja Raya dengan total nilai investasi mencapai Rp2 triliun.
Adapun hingga saat ini, CTRA mengungkapkan bahwa pihaknya telah berhasil menjual 21.000 unit rumah di Citra Maja Raya.