Bisnis.com, JAKARTA -- Bank Sentral Amerika Serikat atau Federal Reserve (The Fed) membuka ruang untuk mempertahankan suku bunga acuan pada level 5,25 persen sampai 5,5 persen pada pertemuan 31 Oktober - 1 November 2023 mendatang.
Jerome Powell, Ketua Federal Reserve (The Fed) dalam pidatonya menyarankan suku bunga tetap stabil pada pertemuan 31 Oktober - 1 November 2023. Meski demikian dia menyebutkan bunga acuan berpeluang kembali mengalami kenaikan di masa depan.
Kebijakan ini sekaligus sinyal bagi investor bahwa suku bunga tinggi akan bertahan dalam jangka yang lebih lama. Bahkan mengacu ke pernyataan Powell, suku bunga acuan dapat lebih tinggi lagi beberapa waktu ke depan. Powell juga menuturkan bahwa Federal Open Market Committee (FOMC) telah bergerak dengan hati-hati.
“Mengingat ketidakpastian dan risiko, dan sejauh mana kemajuan yang telah kita capai, komite ini mengambil langkah dengan hati-hati,” jelas Powell di Economic Club of New York, seperti dikutip dari Bloomberg, Jumat (20/10/2023).
Powell menuturkan bahwa kenaikan tajam dalam imbal hasil surat utang AS jangka panjang baru-baru ini, jika terus berlanjut, maka dapat mengurangi keperluan untuk kenaikan suku bunga lebih lanjut. Dia juga menggarisbawahi pentingnya pengetatan kondisi keuangan terhadap prospek suku bunga selama beberapa bulan mendatang.
“Untuk bulan November, dia jelas telah mengirimkan sinyal jeda,” jelas mitra di Macropolicy Perspectives LLC, Laura Rosner.
Baca Juga
Berbicara di acara terpisah, baru-baru ini Presiden The Fed Bank of Dallas, Lorie Logam menuturkan bahwa ia belum yakin inflasi cenderung turun ke target bank sentral sebesar 2%. Namun, imbal hasil jangka panjang yang lebih tinggi, memberi waktu bagi para pembuat kebijakan untuk mengevaluasi data ekonomi.
“Kami telah melihat beberapa kemajuan yang menggembirakan sehubungan dengan inflasi, namun masih terlalu tinggi,” jelas Logan pada hari Kamis waktu setempat (19/10) dalam diskusi yang dimoderatori oleh Money Marketeers di New York University.
Logan juga menuturkan bahwa penting untuk melanjutkan kondisi keuangan yang ketat. Ia juga menegaskan bahwa jika imbal hasil jangka panjang yang lebih tinggi terus berlanjut, dan disebabkan oleh premi jangka panjang yang tinggi, maka The Fed tidak perlu menaikkan suku bunga acuannya.
Ketika ia juga ditanya mengenai kapan The Fed akan mulai menurunkan suku bunganya, ia menuturkan bahwa ia tidak memikirkan hal tersebut pada saat ini.