Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sejalan dengan Pejabat The Fed, Ekonom Proyeksi Suku Bunga Tak Naik

Mayoritas ekonom dalam survei memprediksi bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga di kisaran 5,25%-5,50% pada pertemuan 31 Oktober - 1 November 2023.
Logo Federal Reserve Marriner S. Eccles di Washington, D.C., AS, Selasa (23/8/2022). Bloomberg/Graeme Sloan
Logo Federal Reserve Marriner S. Eccles di Washington, D.C., AS, Selasa (23/8/2022). Bloomberg/Graeme Sloan

Bisnis.com, JAKARTA - Menurut survei terhadap para ekonom, bank sentral Amerika Serikat (AS) yakni Federal Reserve (The Fed) akan tetap mempertahankan suku bunga acuan stabil pada pertemuan 31 Oktober - 1 November 2023. 

Lebih dari 80% ekonom, atau 90 dari 111 responden di dalam survei pada 13-18 Oktober 2023, memprediksi bahwa Federal Open Market Committee (FOMC) akan mempertahankan suku bunga dalam kisaran 5,25%-5,50% pada pertemuan nanti. 

Hal ini sejalan dengan harapan pasar dan jika terwujud akan menjadi pertama kalinya di dalam siklus dimana The Fed memutuskan untuk tidak menaikkan suku bunga dalam dua pertemuan berturut-turut. 

“Meskipun kejutan kenaikan baru-baru ini dalam lapangan kerja di bulan September dan IHK (Inflasi) menunjukkan risiko yang lebih besar dari kenaikan suku bunga lebih lanjut, asumsi dasar kami tetap bahwa The Fed akan tetap mempertahankan suku bunga saat ini...hingga Juni tahun depan,” jelas ekonom senior Amerika Serikat di Deutsche Bank, Brett Ryan seperti dikutip dari Reuters, Kamis (19/10/23). 

Namun ia juga menuturkan bahwa jika data terus menunjukkan performa yang lebih baik dari yang diharapkan, maka The Fed kemungkinan akan melanjutkan kenaikan suku bunga. 

Kemudian, 26 dari 111 ekonom melihat kemungkinan satu kenaikan suku bunga lagi pada 2023, sesuai dengan proyeksi median "dot plot" The Fed bulan lalu. Hanya satu ekonom yang memprediksi dua kenaikan suku bunga lagi.

Di lain sisi, meskipun mayoritas ekonom memprediksi akan ada penurunan suku bunga sebelum pertengahan tahun 2024, sebagian kecil ekonom,  yaitu sekitar 45%, kini tidak melihat adanya penurunan suku bunga hingga paruh kedua 2024  atau setelahnya. Tanggapan ini naik 29% dari jajak pendapat sebelumnya. 

Sebagaimana diketahui, dalam minggu-minggu sejak pertemuan The Fed pada September 2023, dimana mereka memutuskan untuk tidak menaikkan suku bunga, inflasi lebih tinggi dari yang diharapkan dan jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan tiba-tiba meningkat dalam delapan bulan terakhir, memberikan dukungan bagi sekitar seperempat ekonom yang disurvei memperkirakan kenaikan suku bunga lagi. 

Namun, kondisi keuangan juga menjadi lebih ketat sejak itu dengan imbal hasil obligasi Treasury jangka panjang meningkat ke level tertinggi dalam beberapa tahun. 

Beberapa pejabat The Fed telah mengindikasikan bahwa hal tersebut dapat menjadi alternatif untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut, meskipun tetap menekankan bahwa suku bunga akan tetap tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama.

Tetapi ekspektasi terhadap kebijakan The Fed juga dapat berubah setelah Ketua The Fed Jerome Powell berpidato di Economic Club of New York pada hari Kamis waktu setempat (19/10). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper