Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Duh! Neraca Dagang Indonesia Kuartal III/2023 Anjlok 18,61%

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca dagang Indonesia pada kuartal III/2023 anjlok hingga 18,61 persen.
Ilustrasi kapal mengangkut kontainer untuk diekspor ke luar neger. JIBI/Rifki
Ilustrasi kapal mengangkut kontainer untuk diekspor ke luar neger. JIBI/Rifki

Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan kinerja neraca perdagangan Indonesia anjlok 18,61% pada kuartal III/2023 dari periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy). 

Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar menjelaskan untuk nilai ekspor pada periode tersebut turun 18,61% jika dibandingkan dengan kuartal yang sama pada 2022.  

“Sementara itu, kalau kita bandingkan dengan kuartal II/1023 terjadi kenaikan ekspor sebesar 3,29%,” ujarnya dalam Rilis BPS, Senin (16/10/2023). 

Adapun, untuk nilai total impor secara kumulatif per kuartal III/23 turun juga tercatat 11,87% secara tahunan atau year-on-year (yoy). Sementara bila dibandingkan secara kuartalan (qtq) naik 3,75%. 

Mengacu data BPS, total surplus neraca dagang sepanjang Juli hingga September 2023 ini mencapai US$7,85 miliar. 

Melihat neraca perdagangan menurut negara, terpantau adanya pergesaran penyumbang surplus terbesar dari sebelumnya India pada Juli-Agustus, menjadi Amerika Serikat mulai September.  

Meski neraca dagang dengan AS membukukan surplus terbesar pada September 2023 senilai US$1,16 miliar, namun nilainya lebih rendah dari sumbangan surplus Agustus yang sejumlah US$1,27 miliar.  

Khusus pada September 2023, surplus ditopang oleh surplus pada komoditas nonmigas yang sebesar US$5,34 miliar. Komoditas bahan bakar mineral (HS 27), lemak dan minyak hewani/nabati (HS 15) dan besi baja (HS 72) menjadi penyumbang utama. 

Pada saat yang sama, neraca migas defisit sebesar US$1,92 miliar dengan komoditas penyumbangnya adalah minyak mentah dan hasil minyak. 

Secara kumulatif, Januari-September 2023, total surplus neraca perdagangan Indonesia mencapai US$27,75 miliar atau lebih rendah sekitar US$12,1 miliar dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper