Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Tembus Rp15.700, BI: Rp4,32 Trilliun Modal Asing Kabur Pekan Kedua Oktober 2023

Nilai tersebut terdiri dari jual neto Rp4,62 triliun di pasar SBN, jual neto Rp100 miliar di pasar saham, dan beli neto Rp400 miliar di SRBI.
Ilustrasi modal asing dalam bentuk mata uang dolar AS. JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha
Ilustrasi modal asing dalam bentuk mata uang dolar AS. JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono melaporkan aliran keluar modal asing mencapai Rp4,32 triliun pada pekan kedua Oktober 2023. 

“Berdasarkan data transaksi 9 – 12 Oktober 2023, nonresiden di pasar keuangan domestik tercatat jual neto Rp4,32 triliun,” katanya dalam keterangan tertulis, dikutip Sabtu (14/10/2023).

Erwin menjelaskan, nilai tersebut terdiri dari jual neto Rp4,62 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN), jual neto Rp100 miliar di pasar saham, dan beli neto Rp400 miliar di Sekuritas Rupiah BI (SRBI).

Secara kumulatif sepanjang 2023 hingga 12 Oktober, BI mencatat aliran modal asing yang masuk ke pasar SBN senilai Rp52,70 triliun. Sementara di pasar saham mengalir keluar sebanyak Rp7,08 triliun.

Pada instrumen BI yang baru berjalan satu bulan, yakni SRBI, telah mengalir masuk Rp9,21 triliun.

Sejalan dengan perkembangan tersebut, premi risiko investasi (credit default swap/CDS) Indonesia 5 tahun per 12 Oktober 2023 tercatat sebesar 93,97 bps, turun dibandingkan per 6 Oktober 2023 sebesar 97,08 bps.

Tingkat imbal hasil atau yield SBN tenor 10 tahun turun ke level 6,76% pada Jumat pagi (13/10/2023), dari level 6,82% pada penghujung Kamis (12/10/2023).

Sementara itu, nilai tukar rupiah pada Jumat pagi (13/10/2023) dibuka melemah pada level (bid) Rp15.720 per dolar Amerika Serikat (AS), dari penutupan pada hari Kamis di level (bid) Rp15.685.

Erwin menekankan bahwa Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper