Bisnis.com, JAKARTA – Penerapan ekosistem logistik nasional atau National Logistic Ecosystem (NLE) wajib diselaraskan dengan implementasi platform serupa yang ada di daerah untuk menciptakan efisiensi logistik yang optimal.
Aulia Febrial Fatwa, President Director & CEO SCN Logistics Group menyebutkan, wilayah Batam memiliki ekosistem logistiknya sendiri bernama Batam Logistic Ecosystem. Dia menjelaskan, penerapan BLE harus disempurnakan terlebih dahulu sebelum diintegrasikan dalam ekosistem logistik nasional atau NLE.
Febri menilai penerapan BLE oleh BP Batam saat ini masih bersifat parsial dan belum dapat diintegrasikan ke ekosistem NLE. Salah satu kendala utama yang menghalangi penerapan penuh BLE di wilayah Batam menurutnya masih dari sisi regulasi yang belum optimal.
Selain itu, Fabri mengatakan, pola operasi bisnis pada ekosistem BLE juga masih terbilang rumit sehingga efisiensi logistik pun belum tercipta.
“Saya melihat BLE sejauh ini belum berjalan sepenuhnya 100 persen. Sinkronisasi dan optimalisasi BLE harus dilakukan dulu,” jelas Febri di sela-sela acara Pelepasan Jelajah Pelabuhan 2023 di Wisma Bisnis Indonesia, Jakarta, pada Jumat (13/10/2023).
Dia melanjutkan, proses integrasi BLE ke ekosistem logistik nasional baru dapat dilakukan setelah BLE diterapkan secara penuh di wilayah Batam.
Baca Juga
Febri yang juga merupakan Ketua Umum Asosiasi Badan Usaha Pelabuhan Indonesia (ABUPI) ini juga menekankan pentingnya sinkronisasi regulasi pada BLE dan NLE. Menurutnya, hal ini menjadi faktor utama yang menentukan keberhasilan penerapan NLE secara komprehensif.
“Yang paling penting itu dari sisi regulatory nyambung. Kalau tidak, ya tidak bisa terkoneksi antara BLE dan NLE,” jelas Febri.
Mengutip dari laman indonesia.go.id yang diakses pada Jumat (13/10/2023), Batam Logistic Ecosystem atau BLE diluncurkan pada Mei 2021 lalu. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebut, BLE dirancang sebagai bagian dari NLE.
Dia menyebutkan, sebagai sebuah platform logistik yang terintegrasi, program itu diharapkan mampu meningkatkan daya saing Batam dan merupakan upaya pemulihan ekonomi nasional.
"Kita ingin efisien. Kita ingin Indonesia bisa bersaing," kata Luhut kala itu dikutip dari laman indonesia.go.id pada Jumat (13/10/2023).