Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

SKK Migas Beberkan Rekomendasi Perpanjangan Kontrak Gas PGN (PGAS)

SKK Migas menyampaikan rekomendasi perpanjangan kontrak gas Blok Corridor antara PT Medco Energi Internasional Tbk dengan PGN (PGAS).
Petugas mengawasi pipa gas PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGN). Istimewa/PGN
Petugas mengawasi pipa gas PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGN). Istimewa/PGN

Bisnis.com, JAKARTA — Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyampaikan rekomendasi perpanjangan perjanjian jual beli gas (PJBG) Blok Corridor antara PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) dengan PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS) atau PGN sekitar dua pekan lalu.

Dalam rekomendasi yang disampaikan SKK Migas kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, asumsi kemampuan produksi gas dari Blok Corridor turun ke level 400 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd). Asumsi produksi itu turun dari torehan sepanjang tahun lalu di rata-rata 500 MMscfd.

“Produksinya kalau tidak salah memang turun ya, dari tahun lalu 500-an [MMscfd] sekarang menjadi 400 [MMscfd],” kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (12/10/2023).

Kendati demikian, Dwi menerangkan, pemerintah bakal tetap menahan harga jual gas untuk industri hilir tidak naik. Beberapa upaya seperti tambahan insentif untuk MEDC turut menjadi opsi untuk mengurangi biaya pengembangan lapangan.

Rencanannya, Arifin bakal memberi keputusan ihwal rekomendasi perpanjangan PJBG itu pekan ini. Arifin sendiri beberapa kali menegaskan bakal menahan harga gas untuk industri hilir tidak naik, kendati MEDC sudah mengajukan permohonan penyesuaian harga.

“Pada akhirnya mengenai harga itu, termasuk alokasi tadi itu persetujuan pak menteri, sementara arahan pemerintah dan pak menteri bawah tidak ada kenaikan di hilir jadi di hulu tidak naik,” kata dia.

Berdasar pada turunnya asumsi produksi Blok Corridor, alokasi terkontrak gas untuk PGN dipastikan akan berkurang signifikan. Lantaran, gas dari Blok Corridor juga dibagi untuk keperluan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN dan sejumlah industri lainnya.

“PGN karena dia punya jaringan dan sebagainya tentu saja dia jadi prioritas, tapi tetap yang lain akan kita perhatikan,” kata dia.

Seperti diketahui, kontrak lama jual beli gas dari Blok Corridor baru saja berakhir pada 30 September 2023 lalu. Dalam negosiasi kontrak baru, MEDC meminta persetujuan kenaikan harga gas dari blok itu lantaran susutnya produksi beberapa waktu terakhir.

Pasokan gas dengan kontrak 2.310 TBTU itu sudah mengalir sejak 9 Agustus 2004, saat lapangan dikelola ConocoPhillips Ltd. (Grissik). Adapun, harga terkontrak gas dari Blok Corridor dipatok di level US$5,44 per per metric million british thermal unit (MMBtu).

Jelang penutupan kontrak, PGAS belakangan melaporkan pasokan gas dari Blok Corridor mengalami defisit delapan hingga sembilan kargo setiap tahunnya.

“PGN masih terus berkoordinasi dengan stakeholder dan pemerintah mengenai kepastian volume dan harga pasokan gas bumi, khususnya untuk wilayah yang terdampak dengan berakhirnya kontrak gas bumi di wilayah Jawa bagian barat, Batam, Sumatra bagian tengah dan selatan,” kata Sekretaris Perusahaan (Sekper) PGN Rachmat Hutama saat dikonfirmasi Bisnis, Rabu (4/10/2023).

Rachmat menambahkan, perseroan saat ini telah menandatangani surat kesepakatan sebagai dasar agar penyaluran gas bumi ke pelanggan tidak terganggu selama menanti penetapan resmi dari pemerintah.

“Kami sebagai badan usaha di sektor hilir juga akan menaati ketetapan dari pemerintah tersebut. Namun, secara resmi kami masih menunggu penetapan resmi dari Bapak Menteri ESDM, termasuk mengenai penetapan volume dan harga gas bumi yang akan disalurkan,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper