"Tetapi memang masih kurang, sehingga dari stok yang ada di Bulog saat ini 1,7 juta ton masih menambah lagi, sampai akhir tahun kira-kira 1,5 juta ton," sebut Jokowi saat meninjau panen padi di Subang, Minggu (8/10/2023).
Berdasarkan catatan Bisnis.com, Rabu (4/10/2023), Kepala Badan Pangan Nasional yang saat ini juga menjabat sebagai Plt.Menteri Pertanian, Arief Prasetyo Adi mengatakan bahwa pemerintah tengah kembali membuka opsi impor beras 1,5 juta ton pada akhir 2023. Rencana penambahan kuota impor itu di luar penugasan impor beras Bulog tahun ini sebanyak 2 juta ton yang ditargetkan rampung pada November 2023.
"Setelah November, [impor] 1,5 juta ton. Pokoknya apapun kita kerjakan. Kalau memang kurang, kenapa enggak?," ujar Arief saat ditemui di Pasar Rawamangun, Rabu (4/10/2023).
Sementara itu, Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso (Buwas) mengatakan stok beras yang dimiliki Bulog saat ini tersisa 1,7 juta ton juga akan digunakan untuk operasi pasar dan bantuan pangan ke 2,13 juta keluarga penerima manfaat (KPM) hingga November 2023.
Oleh karena itu, sebagai antisipasi menjaga stok beras di akhir tahun saat adanya risiko penurunan produksi karena El Nino, Buwas mengaku mulai menjajaki potensi impor beras apabila kuota tambahan diperlukan di akhir tahun. Salah satu yang potensial dijajaki yakni China.
"Jadi kalau emergency kita sudah dapat dari China. Jadi itu kita tidak ketergantungan dari negara-negara lain, kalau India sampai sekarang ini masih nutup," ujar Buwas.
Baca Juga
Impor Beras Terbesar Sepanjang Sejarah
Rencana impor tambahan itu membuat pengamat kebijakan pertanian sekaligus Ketua Komunitas Industri Beras Rakyat (Kibar), Syaiful Bahari menilai impor beras selama era Presiden Jokowi menjadi yang terbesar sepanjang sejarah. Selama 2015-2023 total impor beras telah mencapai 8,4 juta ton.
"Jika ditambah lagi di awal 2024 sebanyak 1 juta ton, berarti dua periode pemerintahan Jokowi sudah [impor beras] mencapai 9,4 juta ton," kata Syaiful dalam keterangannya, Minggu (8/10/2023).
Dia membandingkan impor beras saat rezim Soeharto sebanyak 6,1 juta ton, era Presiden B.J Habibie sebanyak 4,35 juta ton, dan impor beras era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebanyak 4,5 juta ton. Menurutnya, volume impor beras yang besar menjadi indikator kegagalan program ketahanan pangan nasional.
"Di Periode Jokowi yang paling besar [impor]," kata Syaiful.