Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Bank sentral Eropa atau European Central Bank (ECB) Christine Lagarde meyakini bahwa kebijakan yang dibentuk mampu untuk membantu mengendalikan inflasi di benua biru.
Hal tersebut diungkapkan Christine Lagarde kepada La Tribune Dimanche dalam sebuah wawancara, yang juga mengatakan bahwa spiral inflasi harus mutlak dihindari.
"Kami ingin mengembalikan inflasi ke 2 persen dan kami akan berhasil," jelas Lagarde, seperti dikutip dari Bloomberg, Minggu (8/10/23).
ECB pada September 2023 diketahui meningkatkan biaya pinjaman secara sepuluh kali berturut-turut, untuk membawa tingkat deposit ke rekor 4 persen.
Sebagian besar pembuat kebijakan kemudian telah mengindikasikan, bahwa mempertahankan tingkat tersebut dalam beberapa waktu, cukup untuk mengembalikan inflasi kesasaran walaupun pejabat lain yang lebih hawkish mengindikasikan bahwa mungkin perlu peningkatan lebih lanjut.
"Tingkat suku bunga kunci ECB telah mencapai tingkat yang, jika dipertahankan dalam waktu yang cukup lama, akan memberikan kontribusi secara tegas untuk membawa inflasi menuju target kami sesegera mungkin," jelasnya.
Baca Juga
Agresi tingkat suku bunga bank sentral telah memberatkan perekonomian yang sepanjang tahun ini hampir tidak bertumbuh. Sedangkan Lagarde sendiri menekankan bahwa tujuannya adalah bukan untuk menciptakan resesi.
Lagarde juga mengungkapkan bahwa ia tidak pesimis mengenai prospek pertumbuhan jangka pendek, walaupun ia juga mengaku bahwa Jerman adalah faktor yang membebani prospek Eropa.
Dia juga mengatakan bahwa inflasi masih bertahan namun melambat, dan pada saat yang sama pertumbuhan akan semakin melemah.
"Oleh karena itu, Dana Moneter Internasional [IMF] telah menurunkan perkiraan ekonominya di seluruh dunia, kecuali untuk AS," jelas Lagarde.
Kemudian IMF sendiri dijadwalkan akan mempublikasikan proyeksi ekonomi yang baru, pada Selasa (10/10) menjelang pertemuan tahunannya.
Sebelumnya, IMF mewanti-wanti bank sentral agar tidak melonggarkan kebijakan suku bunga terlalu dini dengan menimbang tekanan inflasi global yang belum reda.
“Sangatlah penting untuk menghindari pelonggaran kebijakan yang terlalu dini, mengingat risiko meningkatnya inflasi,” jelas Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva dalam pidato pembukaan pertemuan tahunan Bank Dunia dan IMF di Marrakesh,
Dia juga sempat mengungkapkan bahwa pengetatan kredit telah memberikan tekanan pada banyak debitur, seperti perusahaan-perusahaan real estat komersial di Amerika Serikat dan Eropa.
Analisis IMF juga menunjukan semakin penting untuk menjaga ekspektasi inflasi saat ini. Mereka juga menilai bahwa untuk membantu membentuk pandangan masyarakat terhadap inflasi, para pembuat kebijakan perlu mengkomunikasikan arah kebijakan mereka dengan jelas.