Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) mengungkapkan bahwa pihaknya optimis dapat merealisasikan penyaluran fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) mencapai 229.000 hingga akhir tahun ini.
Komisioner BP Tapera Adi Setianto mengungkapkan bahwa hingga periode September 2023, realisasi penyaluran dana FLPP dilaporkan telah mencapai 166.883 unit senilai Rp 18,91 triliun.
"Kami optmitistis target FLPP tahun ini tercapai. Kami akan kebut penyaluran kuartal IV tahun ini lewat koordinasi dengan perbankan,” tuturnya dalam keterangan resmi, dikutip Minggu (8/10/2023).
Adi melanjutkan, para prinsipnya kebutuhan pembiayaan rumah masih sangat besar. Hal tersebut dibuktikan melalui rasio Compounded annual growth rate (CAGR) atau tingkat pertumbuhan tahunan gabungan penyaluran dana FLPP BP Tapera mencapai 27,42 persen selama 2020-2023.
Dia juga menegaskan, BP Tapera telah memberikan pembiayaan perumahan melalui dana Tapera dan FLPP. Di mana, pembiayaan dana tapera terdiri atas kredit pemilikan rumah (KPR), kredit bangun rumah (KBR), dan kredit renovasi rumah (KRR), dengan suku bunga kompetitif 5 persen.
KPR tenor pembiayaan BP Tapera mencapai 35 tahun untuk sarusun dan 30 tahun untuk rumah tapak, sedangkan KBR (Kredit Bangunan Rumah) 20 tahun, dan KRR (Kredit Renovasi Rumah) 10 tahun. Sementara itu, bunga KPR dana FLPP yang disalurkan BP Tapera 5 persen dengan tenor 20 tahun.
Baca Juga
Adapun, sumber dana tapera berasal dari dana peserta, terdiri atas hasil penghimpunan peserta, hasil pemupukan simpanan peserta, hasil pengembaliian kredit, dan hasil pengalihan aset tabungan perumahan pegawai.
"Peserta tapera ada dua, yakni didaftarkan perusahaan atau ASN dan pekerja mandiri," jelas Adi.
Sementara itu, tahun ini BP Tapera menargetkan perserta tapera dapat tembus menjadi 30 ribu peserta mandiri dengan target penyaluran FLPP 50 ribu.
Terkait mekanisme pengelolaan dana peserta, Adi menjelaskan bahwa berdasarkan kontrak dana pengelolaan tapera (KPDT) dana tersebut dikelola oleh bank kustodian (BK).
Selanjutnya, BK dalam rangka pemupukan dana tapera bekerja sama dengan manajer investasi untuk melakukan kontrak investasi kolektif (KIK).
"Pengelola dana KIK tapera adalah Bahana, Batavia Prosperindo, BNI Asset Management, Mandiri Investasi, Danareksa Investment Management, Schroders, dan Manulife Investment Management. Selanjutnya, BP Tapera memberikan informasi jumlah saldo tabungan, jumlah unit pernyataan dan NAB per unit,” pungkasnya.
Adi melaporkan, nilai aktiva bersih per unit penyertaan (NAB/UP) naik 7 persen sejak diluncurkan pada 14 Juni 2021. Di mana, pada saat pertama diluncurkan NAB/UP senilai Rp1.000, sedangkan per 29 September 2023 mencapai Rp 1.075 dengan NAB Rp7,21 triliun.
Artinya, imbal hasil KDPT sejak peluncuran pada 2021 mencapai 7,53 persen (net), angka tersebut di atas deposito Himbara sebesar 2,78 persen (gross).
Sementara itu, KDPT syariah dirilis pada Februari 2022 dengan NAB/UP Rp1.000. Sedangkan, per 29 September 2023, NAB/UP tembus Rp1.052 dengan NAB Rp505,7 miliar dan imbal hasil (net) mencapai 5,23 persen.
Adi menambahkan BP Tapera juga menerima peralihan dana dari Bapertarum dengan peserta 5,04 juta senilai Rp11,8 triliun per Desember 2020. Dari jumlah itu, berdasarkan penelahaan BP Tapera, peserta pensiun-ahli waris 1,02 juta senilai Rp2,69 triliun, sedangkan peserta aktif 4,02 juta senilai Rp9,18 triliun.