Bisnis.com, JAKARTA – PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA) membidik pasar ekspor Malaysia. Langkah ini ditempuh usai perseroan resmi mengekspor 45.000 butir telur tetas atau hatching egg indukan ayam broiler ke Brunei Darussalam.
Direktur Japfa Comfeed, Harwanto, menyampaikan bahwa pengiriman telur tetas ke Brunei Darussalam bukan yang pertama kali karena perseroan sebelumnya telah mengekspor telur tetas ke Myanmar. Hal ini menjadi bukti bahwa produk perunggasan JPFA diminati pasar mancanegara.
“Berikutnya, kami akan mengirimkan telur tetas ke Malaysia. Kami berharap negosiasi government to government antara kedua negara berjalan dengan baik agar kolaborasi ini dapat berjalan secara berkelanjutan,” ujarnya dalam keterangan tertulis, dikutip Sabtu (7/10/2023).
Harwanto mengatakan bahwa ekspor yang dilakukan JPFA merupakan salah satu upaya untuk mendukung pemerintah dan industri perunggasan Indonesia dalam menjaga keseimbangan populasi ayam broiler di dalam negeri.
Dia menuturkan populasi ayam pedaging mengalami peningkatan dalam dua tahun terakhir, disusul dengan tingkat konsumsi masyarakat terhadap daging ayam yang juga mulai meningkat.
Namun, di sisi lain, angka konsumsi masyarakat Indonesia masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan ketersediaan ayam yang terus mengalami surplus setiap tahun.
Baca Juga
Oleh karena itu, Harwanto menuturkan JPFA terus berupaya melebarkan sayapnya ke negara asia lain agar sejalan dengan program pemerintah untuk mempercepat laju ekspor nasional.
Dari sisi kinerja, JPFA selama semester I/2023 melaporkan total penjualan sebesar Rp24,15 triliun. Jumlah ini mengalami penurunan 1,34 persen year-on-year (YoY) dari semester pertama tahun 2022 yang mencapai Rp24,48 triliun.
Berdasarkan segmen penjualan, peternakan komersial menjadi kontributor terbesar selama paruh pertama 2023 dengan sumbangan mencapai Rp9,83 triliun atau naik 2,15 persen YoY. Kenaikan kuartalan segmen ini mencapai 20,41 persen dari Rp4,46 triliun menjadi p5,37 triliun.
Sementara itu, segmen pakan ternak sebagai kontributor terbesar kedua turun 4,54 persen YoY menjadi Rp6,56 triliun. Penjualan pakan ternak pada kuartal II/2023 juga masih terkontraksi 14,42 persen dari Rp3,53 triliun pada kuartal I/2023 menjadi Rp3,02 triliun.
Segmen lain yang juga mengalami penurunan adalah pembibitan unggas, yakni turun 13,16 persen menjadi Rp1,08 triliun secara tahunan. Adapun segmen pengolahan hasil ternak naik 2,02 persen menjadi Rp3,78 triliun.
Dari bottom line, Japfa melaporkan laba bersih Rp88,97 miliar atau turun 92 persen YoY. Laba paruh pertama tahun ini disumbangkan oleh keuntungan yang diakumulasi pada kuartal II/2023 sebesar Rp338,90 miliar, dibandingkan rugi kuartal I/2023 sebesar Rp249,92 miliar.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.