Bisnis, JAKARTA – Di tengah peta geopolitik dunia yang semakin kompleks, Asean ternyata mampu secara strategis menjaga momentum dan secara kolektif menavigasi tantangan yang masih terjadi.
Berita bertajuk Asean Menjaga Momentum Pertumbuhan menjadi salah satu pilihan redaksi BisnisIndonesia.id.
Selain itu, sejumlah berita menarik lainnya turut tersaji dari meja redaksi Bisnisindonesia.id.
Berikut ini sorotan utama Bisnisindonesia.id, Senin (27/09/2023):
1. Asean Menjaga Momentum Pertumbuhan
Di tengah peta geopolitik dunia yang semakin kompleks, Asean ternyata mampu secara strategis menjaga momentum dan secara kolektif menavigasi tantangan yang masih terjadi.
Saat ini dunia tengah menghadapi berbagai tantangan seperti peningkatan tensi geopolitik, kenaikan tekanan utang dan keterbatasan ruang kebijakan, fragmentasi global, isu terhadap ketahanan pangan dan energi, penurunan tingkat perdagangan global, ancaman kemajuan teknologi, serta risiko perubahan iklim.
Asean di bawah keketuaan Indonesia dinilai harus mampu merumuskan kebijakan dan strategi bersama yang mampu menjawab tantangan lintas sektoral pascapandemi sekaligus melanjutkan upaya-upaya perbaikan isu-isu fundamental yang berdampak pada kemajuan kawasan jangka panjang.
Hal tersebut adalah salah satu poin yang menjadi perhatian dalam pertemuan the 10th Asean Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting (AFMGM), pada 25 Agustus 2023 lalu di Jakarta.
2. Laju Kencang BP Mengejar Target Produksi LNG Tangguh Train 3
Penyelesaian megaproyek fasilitas pengolahan (train) unit 3 gas alam cair (liquefied natural gas/LNG) Tangguh di Teluk Bintuni, Papua Barat dipastikan tidak akan mundur lagi hingga akhir tahun ini.
Kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) BP Berau Ltd. terus mengebut penyelesaian proyek strategis nasional (PSN) kilang LNG Tangguh Train 3 itu sehingga ditargetkan bisa mulai beroperasi komersial atau onstream pada November 2023.
Kepastian itu lah yang disampaikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasfrif saat menghadiri rapat terbatas yang dipimpin Presiden Joko Widodo atau Jokowi ihwal evaluasi proyek strategis nasional (PSN) di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (5/10/2023).
3. Ruang Ekspansi Erajaya (ERAA) Terbuka
Ruang ekspansi PT Erajaya Swasembada Tbk. (ERAA) terbuka di sisa tahun ini usai perseroan dan entitas anak menggalang modal kerja bernilai triliunan.
ERAA dan sembilan anak usahanya baru saja menggalang modal kerja lewat penandatanganan perjanjian kredit senilai Rp8,35 triliun dan US$375 juta dengan PT Bank Central Asia Tbk.
Sembilan anak usaha perseroan adalah PT Erafone Artha Retailindo (EAR), PT Data Citra Mandiri (DCM), PT Teletama Artha Mandiri (TAM), dan PT Multi Media Selular (MMS).
Selanjutnya, PT Nusa Abadi Sukses Artha (NASA), PT Prakarsa Prima Sentosa (PPS), PT Surya Andra Medicalindo (SAM), PT Urogen Advanced Solutions (UAS), dan PT Era Sukses Abadi (ESA). Seluruh entitas usaha ini merupakan perusahaan terkendali ERAA.
4. HEXA dan Sesaknya Pasar Alat Berat Indonesia
Emiten distributor alat berat, PT Hexindo Adiperkasa Tbk. (HEXA) tengah merancang berbagai strategi menghadapi sesaknya pasar alat berat Tanah Air yang didominasi oleh produsen asal China. Pasalnya, HEXA merupakan distributor tunggal pemegang jenama alat berat asal Jepang, Hitachi.
Sebelumnya, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengungkap fakta bahwa kebutuhan alat berat semakin meningkat dan diprediksi tembus 20.000 unit pada 2023. Kendati demikian, kapasitas produksi dalam negeri masih sekitar 10.000 unit per tahun.
Oleh karena itu, dari segi regulasi, pemerintah menyediakan kemudahan bagi para investor melalui PP No. 5/2023 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko, guna menggenjot ekosistem alat berat dan peningkatan kapasitas produksi.
Sontak saja, para produsen alat berat asal Negeri Tirai Bambu beramai-ramai melakukan ekspansi fasilitas produksi di Indonesia. Bahkan, salah satu produsen alat berat asal China pun meningkatkan kapasitas produksi menjadi 5.000 unit per tahun, yang artinya mampu memenuhi 25 persen kebutuhan alat berat nasional.
Sejumlah bank mulai menggencarkan penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) seiring dengan adanya kebijakan insentif likuiditas makroprudensial, salah satunya di sektor perumahan.
Untuk diketahui, Bank Indonesia (BI) akan menaikkan insentif likuiditas makroprudensial (KLM) bagi perbankan yang menyalurkan kredit atau pembiayaan secara cepat ke sektor-sektor prioritas dari 280 basis poin (bps) atau 2,8 persen menjadi 400 bps (4 persen)
Adapun, bagi bank yang mencatatkan pertumbuhan kredit di sektor perumahan mencapai tiga hingga tujuh persen akan mendapat insentif hingga 50 bps (0,5 persen). Sementara itu, di atas 7 persen akan mendapat insentif sebesar 60 bps (0,6 persen).
KLM ini merupakan kelanjutan dari likuiditas yang sebelumnya BI keluarkan melalui GWM yang diberikan sebesar 2,8 persen untuk 46 sektor. Kini, BI memberikan tambahan insentif dan penguatan dalam alokasi sektor, termasuk properti, dengan meningkatnya insentif GWM menjadi 4 persen.