Erick, yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI), berharap agar penyelesaian krisis beras bisa dilakukan seperti halnya saat menghadapi pandemi Covid-19. Semua pihak diminta agar bergotong royong dan saling peduli saat menghadapi harga beras yang tinggi saat ini.
Menurut Eric, penegakan hukum akan lebih kencang diterapkan seiring dengan banyaknya program stabilisasi harga beras di masyarakat. Mulai dari bantuan pangan hingga operasi pasar.
"Kita libatkan semua, satgas, pemerintah daerah, masyarakat untuk mulai mendorong supaya harga pangan bisa dijaga," ujarnya.
Sementara itu, Wakasatgas Pangan Kombespol, Samsul Arifin, mengatakan telah beberapa kali menindak pengoplos maupun penimbun beras pemerintah.
Penyimpangan rentan terjadi pada beras SPHP yang disalurkan melalui PIBC karena tidak dikemas secara ecer dan mudah dioplos. Menurutnya kasus pengoplosan beras yang telah diungkapkan ada yang terjadi di Banten, dan Bekasi.
"Distribusi 50 kilogram ini sering ketemu repacking karena kualitas bagus dioplos dan mencari keuntungan dan dinaikan mencari harga premium itu yang sudah dilakukan penindakan oleh Polri," kata Samsul dalam kesempatan yang sama.
Baca Juga
Bak hukum permintaan dan penawaran, pasokan berlebih di pasar bakal memperbesar peluang untuk menekan harga. Sayangnya, pemerintah tidak bisa mengandalkan produksi dalam negeri yang sedang defisit.
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, mengatakan pemerintah tengah membuka opsi impor beras 1,5 juta ton pada akhir 2023. Dengan demikian, kuota impor beras bisa menembus angka 3,5 juta ton.
"Setelah November [impor] 1,5 juta ton, pokoknya apapun kita kerjakan. Kalau memang kurang, kenapa enggak," kata Arief saat ditemui di Pasar Rawamangun, Rabu (4/10/2023).
Dia mengatakan impor beras akan dilakukan secukupnya untuk kebutuhan cadangan pemerintah dan stabilisasi harga. Penyerapan dari petani saat ini hampir sulit oleh Bulog lantaran harga yang sudah terlalu tinggi.
Penjajakan impor terus dilakukan Bulog untuk memastikan stok cadangan beras berada dalam level yang aman. Menurutnya, stok beras di Bulog harus tersedia 1 juta ton di akhir tahun.
Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso (Buwas) menambahkan saat ini realisasi beras yang sudah diimpor Bulog sebanyak 1,7 juta ton dari total kuota 2 juta ton.
Adapun, 300.000 ton sisanya masih dalam proses untuk didatangkan. Pemerintah menargetkan impor beras 2 juta ton bisa rampung di November 2023.
"Kan beli beras itu dari sana harus di-packing dulu terus diangkut ke kapal baru dibawa ke Indonesia, itu sebenarnya yang 300 [ribu ton] lagi," kata Buwas di kesempatan yang sama.
Buwas menyebut saat ini stok beras yang dimiliki Bulog tersisa 1,7 juta ton juga akan digunakan untuk operasi pasar dan bantuan pangan ke 21,3 juta keluarga penerima manfaat (KPM) hingga November 2023.
Oleh karena itu, sebagai antisipasi menjaga stok beras akhir tahun di saat risiko penurunan produksi karena El Nino, Buwas mengaku mulai menjajaki potensi impor beras apabila kuota tambahan diperlukan di akhir tahun, salah satunya dari China.
"Jadi kalau emergency kita sudah bisa dapat dari China. Jadi itu kita tidak ketergantungan dari negara-negara lain kalau India sampai sekarang ini masih nutup," ujar Buwas.