Bisnis.com, JAKARTA — Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, perseroan menjadi trader karbon terbesar di Bursa Karbon Indonesia (IDXCarbon) saat ini.
Dalam perhitungan awal, Darmawan mengatakan, PLN bakal mencatatkan karbon hampir 1 juta ton CO2.
“PLN sudah melantai ke bursa karbon, di sini ada PLTGU Blok 3 Muara Karang, ini PLN menjadi trader terbesar” kata Darmawan saat rapat dengar pendapat Panja Transisi Energi Komisi VI di DPR, Jakarta, Senin (2/10/2023).
Di sisi lain, Darmawan mengatakan, perseroan terus menghitung potensi-potensi perdagangan karbon yang masih bisa dioptimalkan PLN saat ini.
Dia berharap partisipasi PLN pada perdagangan karbon, lewat pasar primer dan sekunder di dalam negeri, dapat mempercepat komitmen transisi energi saat ini.
“Ini masih akan kami tindaklanjuti dengan berbagai potensi yang sudah kami petakan,” kata dia.
Baca Juga
Tidak hanya terdaftar di bursa, PLN juga melakukan perdagangan karbon secara langsung dengan melingkupi tiga dari empat aspek perdagangan karbon, yaitu perdagangan emisi secara langsung, offset emisi secara langsung, dan perdagangan offset melalui bursa.
Seperti diketahui, PLN sudah memiliki platform PLN Climate Click di mana aktivitas perdagangan karbon, baik perdagangan emisi dan offset emisi, sudah mulai dilakukan sejak 8 September 2023 lalu.
Adapun, PLTGU Blok 3 Muara Karang telah memiliki SPE gas rumah kaca (GRK) dari Kementerian LHK dan tercatat berhasil menurunkan karbon dioksida setara hampir 1 juta ton pada 2022.
PLTGU Blok 3 Muara Karang telah menggunakan 100 persen bahan bakar gas yang telah diregasifikasi dari LNG pada floating storage and regassification unit (FSRU) dengan menggunakan suplai LNG.
PLTGU ini juga dilengkapi dengan teknologi gas turbin terbaru dan paling efisien yang menggunakan metode combine cycle.