Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Larangan TikTok Shop Bikin Pasar Ramai Lagi? Ini Kata Mendag

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) merespons soal dampak aturan e-commerce terhadap pasar offline.
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mengunjungi pedagang kosmetik di Pasar Asemka, Jumat (29/9/2023)./ BISNIS - Dwi Rachmawati
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mengunjungi pedagang kosmetik di Pasar Asemka, Jumat (29/9/2023)./ BISNIS - Dwi Rachmawati

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) merespons soal potensi dampak aturan pemisahan e-commerce dari media sosial bakal meramaikan kembali pasar offline.

Sebagaimana diketahui, mayoritas pedagang di pasar offline seperti Pusat Grosir Tanah Abang dan Asemka resah dengan keberadaan TikTok Shop dan dianggap jadi biang kerok anjloknya pendapatan mereka.

Zulhas mengatakan, beriringan dengan penerapan Permendag No. 31/2023, pihaknya juga akan terus melatih pedagang di pasar untuk ikut terjun berjualan online. Nantinya, para pedagang akan dilatih menggunakan marketplace untuk berjualan, peningkatan kualitas produk hingga efisiensi produksi.

Dia mengakui bahwa digitalisasi menjadi sesuatu nyata dan perlu adanya upaya adaptasi terhadap perkembangan teknologi. Dengan begitu, para pedagang di pasar nantinya bisa berjualan secara hybrid.

"Kami memang melatih, kami temukan UMKM dengan marketplace, retail modern, dan lembaga perbankan, agar ekosistemnya ketemu," kata Zulhas di Pasar Asemka, Jumat (29/9/2023).

Zulhas yang juga merupakan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu pun menegaskan  beleid tersebut dibuat untuk menciptakan persaingan dagang yang sehat di platform digital dan di pasar offline. Musababnya, dugaan aksi predatory pricing melalui barang-barang murah di platform digital telah menggerus daya saing produk lokal dan pasar fisik.

Produk yang dijual secara online, kata Zulhas harus mengikuti seluruh ketentuan yang ditetapkan pada produk-produk yang selama ini dipasarkan secara offline. Mulai dari standarisasi, sertifikasi hingga perizinan edar produk.

"Enggak bisa barang datang langsung ke customer, tanpa persyaratan sama dengan [produk yang dijual], offline," tutur Zulhas.

Sebelumnya, berdasarkan catatan Bisnis.com, Rabu (27/9/2023), Ketua Bidang Bisnis dan Pengembangan idEA, Mohammad Rosihan memandang sepinya Pasar Tanah Abang bukan semata-mata disebabkan adanya transformasi perilaku konsumen yang beralih pada belanja online.

Menurutnya, daya beli masyarakat juga menjadi salah satu faktor penyebab. Rosihan yang juga merupakan pelaku usaha itu mengaku pembelian produk secara grosir oleh para pelaku usaha di daerah juga menurun.

“Kami tidak lagi banyak yang membeli ke Tanah Abang, karena penjualan di daerah juga sepi. Mungkin ini juga menyangkut turunnya daya beli," kata Rosihan dalam sebuah focus group discussion (FGD) dikutip dalam keterangan resmi, Rabu (27/9/2023).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dwi Rachmawati
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper