Bisnis.com, JAKARTA - Bank sentral China (People's Bank of China/PBOC) melanjutkan janji Perdana Menteri Li Qiang untuk lebih membuka ekonomi negaranya terhadap investor asing. Pengendali moneter itu menemui sejumlah perwakilan lembaga asing seperti JPMorgan Chase & Co., HSBC Holdings Plc., Deutsche Bank AG, BNP Paribas, UBS Group AG dan Tesla untuk menjelaskan kebijakan yang sedang diambil.
Gubernur PBOC Pan Gongsheng menyebutkan pihaknya teguh berkomitmen pada keterbukaan. "Terlepas dari perubahan dalam lingkungan global,” seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (19/9/2023).
Pan menuturkan regulator akan mempertimbangkan banyak langkah untuk menstabilkan investasi dan perdagangan luar negeri. Ia juga berjanji untuk mengoptimalkan lingkungan operasi untuk perusahaan-perusahaan luar negeri.
Sebagai catatan, kepercayaan perusahaan-perusahaan asing terhadap China telah menurun karena ketegangan negeri itu dengan negara-negara barat. Tak hanya itu, terdapat kekhawatiran mengenai ambiguitas peraturan di Negeri Tirai Bambu tersebut.
Berdasarkan survei yang diterbitkan awal 2023 oleh Kamar Dagang Amerika di China, negara itu sudah bukan lagi menjadi prioritas investasi utama bagi sebagian besar perusahaan AS. Kejadian pertama dalam kurun waktu 25 tahun ke belakang.
China sendiri telah meningkatkan daya tariknya baik di bidang ekonomi riil maupun di pasar. Hal ini dilakukan seiring dengan upaya pihak berwenang meningkatkan kepercayaannya di tengah lemahnya perekonomian pada 2023, yakni kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi yang telah menyebar luas.
Baca Juga
Untuk merevitalisasi sektor swasta dan menarik investasi asing, perencana ekonomi utama Negeri Tirai Bambu kini sedang membentuk departemen khusus untuk mendorong pertumbuhan sektor swasta. Pada Juli 2023 Partai Komunis juga berjanji untuk memperlakukan perusahaan tersebut sama seperti perusahaan milik negara.
Regulator pasar modal China baru-baru ini juga menjanjikan lebih banyak langkah untuk mendukung perdagangan di lantai bursa. Mereka mengatakan bahwa telah bertemu dengan para investor termasuk BlackRock Inc. dan Bridgewater Associates untuk mendengarkan saran-saran mereka.
Kepemilikan asing atas ekuitas dan utang China telah turun sekitar 1,37 triliun yuan, atau sekitar Rp2,8 kuadriliun dari puncaknya pada Desember 2021 hingga akhir Juni 2023.
PBOC pada minggu lalu juga memangkas jumlah uang tunai yang harus disimpan oleh para pemberi pinjaman untuk kedua kalinya pada 2023. Langkah ini akan membantu bank-bank mendukung pengeluaran pemerintah dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Selain itu, Pan juga menuturkan bahwa PBOC juga akan meningkatkan kualitas dan efisiensi layanan keuangan dan membantu menciptakan lingkungan yang ramah bisnis.