Bisnis.com, JAKARTA - Pemilik Grup Djarum dan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) yakni Robert Budi Hartono diketahui bakal turut andil menyuntik pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Dalam informasinya, Grup Djarum milik Budi Hartono bergabung dalam konsorsium Agung Sedayu Grup (AGS) yang dikepalai oleh taipan Sugianto Kusuma atau Aguan.
Secara lebih terperinci, konsorsium ASG terdiri dari 10 perusahaan raksasa Indonesia. Selain Grup Djarum, sembilan perusahaan lainnya yang tergabung dalam konsorsium ini yakni Salim Grup milik Anthony Salim, Sinarmas milik Franky Wijaya, dan Pulauintan milik Pui Sudarto.
Selanjutnya, ada Wings Group milik Wiliam Katuari, Adaro milik TP Rahmat/Boy Tohir, Barito Pacific milik Prajogo Pangestu, Mulia Group milik Eka Tjandranegara, hingga Astra Group milik Soeryadjaya.
Seiring dengan hal tersebut, Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN), Bambang Susantono, menjelaskan bahwa rencanannya, proses groundbreaking akan berlangsung antara tanggal 22 - 23 September 2023.
"Kami mengusulkannya bulan ini lah, September antara [tanggal] 22-23 Insyaallah, tentatif," kata Bambang saat ditemui usai agenda rapat kerja Badan Anggaran DPR RI, Senin (18/9/2023).
Baca Juga
Nantinya, konsorsium AGS akan menggarap sejumlah proyek mixed udes development berupa mal, hotel hingga perkantoran.
Untuk diketahui, melansir data Forbes per Agustus 2023, harta kekayaan milik pria asal Semarang ini tembus US$26 miliar atau sekitar Rp399,69 triliun (Asumsi kurs: Rp15.372).
Meski kekayaannya mengalami penurunan sebesar 0,39 persen, hal tersebut tidak membuat Hartono tergeser dari posisi teratas orang terkaya di Indonesia.
Sebelumnya, Robert juga berhasil menggeser posisi raja batu bara Indonesia Low Tuck Kwong sebagai orang terkaya di Indonesia pada Juli 2023.
Robert Hartono merupakan anak dari pendiri perusahaan rokok kretek Djarum, Oei Wie Gwan yang merupakan pendiri perusahaan rokok kretek Djarum. Di mana, Robert mengelola perusahaan tembakau tersebut bersama sang adik yakni Michael Hartono.
Di bawah sentuhan tangan Hartono Bersaudara, perusahaan Djarum kemudian melebarkan sayap mulai 1972 dengan melakukan ekspor dan melakukan produksi menggunakan mesin pada 1981.