Bisnis.com, BENGKULU – Gubernur Bank Indonesia sekaligus Ketua Umum Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Perry Warjiyo mengungkapkan para ekonom memiliki peran penting untuk memperkuat ketahanan ekonomi RI.
Dalam hasil Sidang Pleno ISEI XXIII di Bengkulu, Jumat (15/9/2023), disepakati sejumlah rekomendasi kebijakan publik dalam membantu pemerintah untuk menyelesaikan berbagai tantangan global dan nasional, mulai dari perubahan siklus ekonomi dan keuangan hingga ekonomi hijau.
Berdasarkan hasil rapat, setidaknya terdapat 5 strategi pokok untuk menjawab berbagai tantangan tersebut.
“Untuk mengatasi tantangan tersebut, pertama, perlunya adanya penguatan sinergi kebijakan Pemerintah, Bank Indonesia, dan KSSK dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan,” ujarnya.
Sinergi yang Perry sebut sebagai ABG atau akademi, bisnis, dan government tersebut perlu dipererat untuk menghadapi siklus ekonomi yang semakin cepat dan berpotensi memunculkan risiko terhadap ekonomi Tanah Air.
Kedua, perlunya hilirisasi. Perry menekankan bukan hilirisasi pada biding pertambangan, tetapi pertanian dan perikanan yang akan mendukung pertumbuhan ekonomi dan mendorong penciptaan lapangan kerja.
Baca Juga
Ketiga, akselerasi digitalisasi ekonomi dan keuangan, termasuk soal market place. Selain itu, kehadiran artificial intelligence (AI) yang menjadi tantangan dunia ekonomi dan keuangan juga perlu diantisipasi.
“Ke depan perlu diantisipasi semakin pentingnya cepatnya penggunan AI dalam berbagai proses atau aktifitas ekonomi dan keuangan, perlu didorong soal rumusan kebijakan,” lanjut Perry.
Keempat, semakin mendorong inklusi dan ekonomi hijau, baik dalam peningkatkan daya saing, juga untuk menurunkan karbon, menuju net zero emission (NZE) 2060.
“Kelima, peran ISEI itu harus diperkuat, sinergitasnya, ABG-nya, tetapi juga bagaimana ekonom-ekonom ISEI semakin didorong dalam pemikiran dan perumusan,” katanya.
Adapun, ISEI menilai Indonesia perlu memperkuat sinergi antara pengambil kebijakan (pusat dan daerah), dunia usaha, dan akademisi untuk memperkuat ketahanan dan kebangkitan ekonomi menuju ekonomi maju.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa Indonesia memiliki modal besar untuk membawa negara ini menjadi bangsa yang maju.
Perekonomian Indonesia mampu mencatatkan pertumbuhan di atas 5 persen selama 7 kuartal berturut-turut.
The Economist menyebut Indonesia menjadi negara dengan pertumbuhan tercepat kelima di antara 30 negara dengan perekonomian besar dunia sejak 2014.
Lebih jauh lagi, World Bank kembali memasukkan Indonesia menjadi negara upper middle income dan IMD Global Competitiveness Index menaikkan 10 posisi peringkat daya saing Indonesia menjadi ranking 34 di tahun 2023, serta Lembaga Pemeringkat S&P, Moodys, Fitch, dan R&I mempertahankan status investment grade Indonesia pada tahun ini.
“Berbagai indikator ekonomi juga menunjukkan capaian yang baik. PMI Indonesia di bulan Agustus 2023 mencapai 53,9 dan ini merupakan angka ekspansif dalam 24 bulan berturut-turut. Tentu ini prospektif positif terhadap ekonomi Indonesia ke depan. Prospek yang baik ini menjadi landasan yang kuat untuk mencapai target yang sudah ditetapkan dalam RPJPN 2024-2045,” kata Ketua Umum Partai Golkar tersebut.