Bisnis.com, BENGKULU – Gubernur Bank Indonesia (BI) sekaligus Ketua Umum Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Perry Warjiyo mewanti-wanti akan adanya ancaman ekonomi dan keuangan yang akan menghantam RI dan global dalam 5 tahun ke depan.
Dalam pidatonya di depan para sarjana ekonomi tersebut, dirinya menyampaikan ada lima tantangan yang akan terjadi dalam lima tahun ke depan. Hal tersebut perlu peran ekonom untuk mengantisipasinya.
“Pertama, perubahan siklus ekonomi dan keuangan yang semakin cepat dan berisiko menimbulkan kerentanan,” ujarnya dalam konferensi pers Sidang Pleno ISEI XXIII, Jumat (15/9/2023).
Bahkan Perry memperkirakan bahwa siklus ekonomi akan mencapai puncaknya pada 2025, sementara siklus keuangan pada 2026 yang mana setelah itu akan ada potensi risiko terhadap ekonomi.
Kedua, pergeseran pola sumber pertumbuhan ekonomi global dari Eropa dan Amerika Serikat (AS) ke China, Indonesia, dan India.
Meski adanya pergeseran tersebut, juga terdapat peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan ekonomi dan berperan penting di pasar global.
Baca Juga
“Itulah kesempatan kita untuk meningkatkan ekonomi, itu akan terjadi suatu multipolar sumber pertumbuhan, dampaknya luar biasa, akan berpengaruh bagaimana kita buat kebijakan perdagangan,” tambahnya.
Ketiga, perubahan demografi yang semakin menua di negara maju (aging population) dan milenial di negara Indonesia sehingga membawa perubahan pada sumber pertumbuhan ke sektor jasa, perdagangan eceran, dan UMKM.
Keempat, digitalisasi yang turut berperan menahan dampak pandemi. Bos BI tersebut menyatakan bahwa bank sentral terus menggodok persiapan digitalisasi terhadap rupiah agar terus mengikuti siklus keuangan yang terjadi.
Sebelumnya, Perry mengklaim telah sukses melakukan digitalisasi melalui Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS). Saat ini, QRIS antarnegara bahkan terus dikembangkan. “Alhamdulillah pada 2019, QRIS menyelamatkan Indonesia dari Covid-19,” sebutnya.
Terakhir, adanya tantangan dari sisi inklusi dan ekonomi hijau yang perlu direspons dengan baik. Mengingat, Indonesia memiliki target net zero emission pada 2060 mendatang.
Untuk itu, perlu peningkatan peran ISEI dalam pemikiran dan perumusan bagi Pemerintah (Pusat dan Daerah), dunia usaha, dan akademik.