Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Konversi Motor Listrik Sepi Peminat, ESDM Beralih Incar Korporasi

Kementerian ESDM bakal memperluas sasaran penerima insentif atau subsidi konversi motor listrik pada kendaraan operasional roda dua milik korporasi.
Konvoi kendaraan listrik yang dilakukan PLN untuk menyosialisasikan penggunaan kendaraan listrik./Istimewa
Konvoi kendaraan listrik yang dilakukan PLN untuk menyosialisasikan penggunaan kendaraan listrik./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah merevisi dua beleid insentif konversi motor listrik menyusul masih rendahnya minat masyarakat. Revisi itu rencananya bakal memperluas sasaran penerima insentif pada kendaraan operasional roda dua milik korporasi. 

Tenaga Ahli Menteri ESDM Bidang Ketenagalistrikan Sripeni Inten Cahyani mengatakan, revisi dua beleid itu bertujuan untuk meningkatkan realisasi konversi motor roda dua di tengah masyarakat yang saat ini masih minim. 

“Kendalanya saat ini masih mahal, kami masih menyasar kepada perorangan, sementara yang punya uang korporasi, korporasi juga punya kendaraan operasional itu juga belum kami akomodasi,” kata Sripeni saat Seminar Nasional Ikaxa di Jakarta, Kamis (14/9/2023). 

Adapun, dua beleid yang dimaksud itu adalah Permen ESDM Nomor 3 Tahun 2023 Tentang Pedoman Umum Bantuan Pemerintah dalam Program Konversi Sepada Motor dengan Penggerak Motor Bakar menjadi Sepeda Motor Listrik serta Keputusan Menteri ESDM Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Bantuan Pemerintah dalam Program Konversi Sepeda Motor Listrik. 

Kementerian ESDM mengidentifikasi biaya konversi motor listrik setelah diberi insentif sebesar Rp7 juta, yakni berkisar di angka Rp8 juta. Hanya saja, sisa biaya itu masih terbilang mahal bagi masyarakat. 

Di sisi lain, korporasi dinilai memiliki kemampuan finansial yang lebih baik. Hanya saja, target pasar itu masih terkendala sejumlah persyaratan. 

Berdasarkan data yang dihimpun Kementerian ESDM sampai dengan Agustus 2023, pendaftaran konversi kendaraan roda dua baru mencapai 5.659 orang, sementara realisasi konversi per 16 Agustus 2023 baru mencapai 100 unit. 

Dari jumlah itu, tipe motor Honda mengambil porsi 66 persen, Yamaha 29 persen, tipe lainnya 5 persen. Adapun, motor matic sebanyak 71 persen, manual 26 persen, dan sport 3 persen. 

Kendati demikian, realisasi konversi motor roda dua itu masih terbilang kecil jika dibandingkan dengan target tahun ini yang dipatok sebanyak 50.000 unit. 

Dia berharap perluasan target penerima bantuan pada kendaraan operasional korporasi dapat mengerek realisasi konversi tersebut nantinya. 

“Kami saat ini akan memproses revisi Kepmen ESDM untuk mengakomodasi [korporasi] tersebut,” kata dia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper