Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PUPR: Pembangunan Istana dan Kantor Presiden di IKN Capai 25 Persen

Kementerian PUPR menyatakan pembangunan infrastruktur Istana dan kantor Presiden di Ibu Kota Negara (IKN) telah mencapai progress sebesar 25 persen.
Foto udara proses pembangunan di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa (22/8/2023).  ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Foto udara proses pembangunan di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa (22/8/2023). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyatakan pembangunan infrastruktur Istana dan kantor Presiden di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara telah mencapai progress sebesar 25 persen.

Kasatgas Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur IKN Nusantara Kementerian PUPR Danis H Sumadilaga memaparkan untuk pembangunan pada fase 1 secara keseluruhan sudah mencapai 43 persen.

"Yang termasuk dalam batch 1 ini adalah kantor-kantor Kemenko, Kawasan istana, kantor presiden, bendungan sepaku semoi jalan logistik, jalan tol, dan lainnya," terangnya kepada Bisnis, dikutip, Selasa (12/9/2023).

Danis melanjutkan untuk pembangunan rusun untuk Aparatur Sipil Negara atau ASN/TNI Polri juga sudah melakukan penandatanganan kontrak. 

"Mudah-mudahan bisa mulai segera dimulai," terangnya.

Sementara untuk fasilitas pendukung seperti Rumah Sakit, sekolah, fasilitas bisnis masih memerlukan investasi dari swasta. Danis tengah mendorong partisipasi sektor swasta Jepang dalam pembangunan IKN.

Dia menjelaskan IKN direncanakan dibangun dengan 70 persen – 80 persen dana dari investasi. Dia memastikan keseriusan Pemerintah Indonesia dalam membangun IKN dan meyakinkan sektor swasta Jepang untuk ikut berinvestasi di IKN.

Danis mengatakan Indonesia telah melakukan kerja sama dengan Jepang melalui JICA untuk pembangunan IKN, yaitu dengan mendatangkan para ahli/insinyur/arsitek dari Jepang dalam rangka quality assurance untuk memastikan pekerjaan telah memenuhi standar internasional. 

"Sekarang kami fokus menjajaki potensi kerja sama dengan Jepang yang berkaitan dengan investasi," katanya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper