Bisnis.com, JAKARTA – Perdana Menteri (PM) India, Narendra Modi, secara resmi menyerahkan estafet keketuaan G20 pada 2024 ke Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva pada hari ini, Minggu (10/9/2023), sekitar pukul 13.00 waktu setempat.
Melansir dari Bloomberg, setelah menerima palu Presidensi G20 dari tangan Modi, Lula menegaskan bahwa tidak akan membiarkan masalah geopolitik membajak agenda diskusi KTT G20.
"Kami tidak tertarik dengan G20 yang terpecah belah. Hanya dengan tindakan bersama kita dapat menghadapi tantangan-tantangan di zaman kita. Kita membutuhkan perdamaian dan kerja sama, bukan konflik. Jalan yang akan membawa kita dari New Delhi ke Rio de Janeiro akan membutuhkan banyak dedikasi dan komitmen dari semua orang," ujar Lula.
Sementara Modi mengumumkan akhir dari pertemuan KTT G20 India terlaksana sangat sukses. Dalam pidato penutupannya, Modi menyerukan pekerjaan lebih lanjut pada beberapa masalah yang didorong India selama masa jabatannya sebagai tuan rumah.
Modi mengajukan standar global dalam regulasi kripto dan kebutuhan untuk memperluas mandat bank pembangunan multilateral. Sebelumnya pula, Lula memastikan akan mengundang Vladimir Putin pada G20 tahun depan.
Lula juga berjanji, tidak akan menangkap Putin jika hadir dalam pertemuan internasional tersebut.
Baca Juga
Padahal, Brasil menjadi salah satu negara yang menyetujui pembentukan International Criminal Court (ICC), lembaga yang mengeluarkan surat perintah penangkapan Putin.
Sementara itu, mengutip Reuters, Minggu (10/9/2023), Modi mengungkapkan bahwa kelompok 20 negara ini telah berjanji dalam sebuah deklarasi pada pertemuan di New Delhi untuk memperkuat dan mereformasi bank-bank dan telah menerima proposal untuk regulasi yang lebih ketat terhadap mata uang kripto.
"Kita perlu memperluas mandat bank-bank pembangunan multilateral. Keputusan kita harus segera dan efektif ke arah ini," kata Modi dalam sesi pemimpin G20.