Bisnis.com, JAKARTA - Sebanyak 25 perusahaan menyatakan tertarik untuk menanamkan modalnya di sejumlah kawasan ekonomi khusus (KEK) yang tersebar di wilayah Indonesia. Adapun, ketertarikan tersebut disampaikan dalam forum Asean Indo-Pasifik Forum (AIPF) 2023.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, 25 perusahaan tersebut di antaranya berasal dari India, Uni Emirat Arab, China, Prancis, dan Polandia.
“Di sektor pariwisata yang sudah kita catat itu di atas 25 perusahaan,” kata Sandiaga di sela-sela KTT ke-43 Asean, Jakarta, Kamis (7/9/2023).
Sandiaga menuturkan, 25 perusahaan ini sedang melakukan konsep penjajakan dan nantinya akan melakukan proses uji tuntas jika ada perkembangan dari proses penjajakan tersebut.
Dalam forum yang digelar pada Rabu (6/9/2023), Sandiaga mengungkapkan, beberapa KEK paling banyak mendapat perhatian dari sejumlah investor, seperti KEK Kura-kura Bali, KEK Sanur, KEK Tanjung Kelayang, KEK Tanjung Lesung, KEK Lido, KEK Singhasari, dan KEK Mandalika.
Selain itu, Sandiaga mengungkapkan, sejumlah investor asal China tertarik berinvestasi di KEK Morotai, serta Prancis dan Polandia tertarik berinvestasi di KEK Likupang.
Baca Juga
Terkait nilai investasinya, Sandiaga belum bisa memberikan informasi lebih lanjut dan berjanji akan diumumkan saat outlook pariwisata 2023/2024.
“Ini perlu kita evaluasi dan kita pastikan mana yang bisa tereksekusi dan mana yang harus menunggu setelah 2024,” pungkasnya.
Sebagai informasi, ajang business matching atau pertemuan bisnis dalam AIPF 2023 mengundang 185 investor untuk meninjau proyek-proyek potensial pada Rabu (7/9/2023).
Dalam pertemuan ini, terdapat 35 proyek BUMN yang dipamerkan kepada investor, dan 4 proyek lain yang berasal dari proyek Bappenas.
Proyek-proyek yang ditawarkan BUMN melibatkan beberapa perusahaan, di antaranya Mind ID, PT Pelindo Indonesia (Persero), PT PLN (Persero), PT Pupuk Indonesia (Persero), PT Pertamina (Persero), Pt Krakatau Steel (Persero) Tbk., PT Bio Farma (Persero), Angkasa Pura, dan InJourney.
Secara total, sebanyak 93 proyek dengan nilai US$38,2 miliar akan ditawarkan dalam business matching. Selain 39 proyek asal Indonesia, 11 proyek lainnya berasal dari negara-negara lain di Asean seperti Filipina, Thailand, Malaysia, Myanmar, dan Brunei Darussalam.